Rabu 02 Sep 2020 15:59 WIB

Gelembung US Open Buat Azarenka Serasa di Penjara Emas

Azarenka tinggal di rumah bersama putranya dan ibunya di New York.

Victoria Azarenka
Foto: EPA/Lukas Coch
Victoria Azarenka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan petenis putri nomor satu dunia Victoria Azarenka mengibaratkan akomodasi US Open dengan 'penjara emas' di mana dia dibebaskan berkumpul bersama keluarga selama turnamen di Flushing Meadows. Ketika pemain-pemain lain dikurung di hotel-hotel yang sudah ditentukan di New York, petenis Belarus itu tinggal di sebuah rumah bersama putranya yang berusia tiga tahun dan ibundanya.

"Saya masih berada di gelembung itu, tetapi saya akan menyebutnya penjara emas karena saya tinggal di tempat yang sungguh indah, tapi Anda tak bisa pergi ke mana-mana di luar itu," kata Azarenka kepada wartawan setelah maju ke babak kedua usai menaklukkan petenis Austria Barbara Haas.

Baca Juga

Azarenka mengatakan, untuk kedamaian pikirannya, lebih mudah hanya bersama keluarga. Ditemani anak dan ibu, kata Azarenka, memudahkannya secara mental.

"Saya berusaha sewaspada mungkin demi saya dan keluarga saya, demi tim saya. Tetapi jika saya berada di sini dan bilang ini menakjubkan, sama sekali tidak. Ini menyebalkan. Tapi yang sudahlah," kata petenis yang memburu gelar Grand Slam ketiganya.

Sekalipun tidak pernah menjuarai turnamen ini, Azarenka memiliki catatan yang impresif di Flushing Meadows sejak tampil pertama kali sewaktu masih gadis pada 2005. Dia dua kali berturut-turut maju ke final tunggal putri pada 2012 dan 2013, dan masing-masing kalah melawan Serena Williams. Dia berpasangan dengan petenis Australia Ash Barty untuk mencapai final ganda putri tahun lalu.

Azarenka memasuki turnamen itu tahun ini sebagai petenis yang sangat siap. Petenis 31 tahun ini menjuarai tunggal putri turnamen pemanasan Western and Southern Open pekan lalu, meskipun menang WO atas Naomi Osaka yang mundur karena cedera hamstring.

Azarenka yang akan menghadapi petenis Aryna Sabalenka, mengaku merindukan energi penonton di Flushing Meadows. Ia menganggap layar LED yang menujukkan penonton virtual di Stadion Arthur Ashe sebagai sesuatu yang aneh.

"Pada momen-momen besar, penonton berteriak, menjadi bagian dari dunia kita, itu yang sejujurnya saya praktikkan selama saya bermain di depan penonton, di depan penggemar," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement