Rabu 02 Sep 2020 14:43 WIB

OJK: Penyaluran Kredit BPD Mulai Tumbuh Membaik

Peningkatan kredit BPD menunjukkan mulai ramainya aktivitas ekonomi di daerah.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat peningkatan penyaluran kredit Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar 8,23 persen pada Juli 2020. Peningkatan tersebut lebih tinggi dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan perbankan swasta.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat peningkatan penyaluran kredit Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar 8,23 persen pada Juli 2020. Peningkatan tersebut lebih tinggi dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan perbankan swasta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat peningkatan penyaluran kredit Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar 8,23 persen pada Juli 2020. Peningkatan tersebut lebih tinggi dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan perbankan swasta.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan pertumbuhan kredit BPD di atas pertumbuhan kredit Himbara sebesar 3,36 persen dan bank umum swasta sebesar 0,91 persen. Sedangkan pertumbuhan kredit secara nasional hingga Juli 2020 juga tumbuh lebih baik sebesar 1,53 persen dari sebelumnya pada Juni 2020 tumbuh sebesar 1,4 persen secara tahunan. 

Baca Juga

"Artinya ini ada permintaan yang di daerah cukup besar meskipun ini total tidak bisa mengangkat secara nasional. Tapi di sini ada tanda-tanda bahwa pertumbuhan dimulai dari daerah," ujarnya saat konferensi pers virtual, Rabu (2/9).

Menurutnya kondisi tersebut seiring dengan sudah mulai ramainya aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat daerah. Hal ini terlihat dari sejumlah hotel dan pusat perbelanjaan di daerah sudah mulai ramai.

"Kemarin kami sempat ke Yogyakarta, Solo, penuh. Tapi di Jakarta orang belum berani, masih sepi, datang ke mal saja masih sepi. Ini confirm memang permintaan kredit di daerah lebih besar," ucapnya.

Namun Wimboh menyebut kinerja kredit bank-bank kepemilikan asing justru merosot tajam hingga mengalami kontraksi sebesar 5,35 persen secara tahunan.

"Bank umum swasta hanya tumbuh 0,91 persen ini, sektor swasta memang belum appatitenya belum kelihatan dan apalagi kalau bank milik asing ini malah mencatatkan kontraksi. Ini tugas kami mengkomunikasikan kenapa belum confident," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement