Selasa 01 Sep 2020 21:49 WIB

Belasan Orang Ditahan Terkait Pertemuan Ilegal di Hong Kong

Polisi menyebut slogan yang disampaikan demonstran langgar UU Keamanan Nasional

 Para pengunjuk rasa menentang undang-undang keamanan nasional yang baru dengan lima jari, menandakan Lima tuntutan - tidak kurang pada peringatan penyerahan Hong Kong ke China dari Inggris di Hong Kong, Rabu, Juli. 1, 2020. Hong Kong menandai peringatan 23 tahun penyerahannya ke Cina pada tahun 1997, dan hanya satu hari setelah Cina memberlakukan undang-undang keamanan nasional yang menindak protes di wilayah tersebut.
Foto: AP / Vincent Yu
Para pengunjuk rasa menentang undang-undang keamanan nasional yang baru dengan lima jari, menandakan Lima tuntutan - tidak kurang pada peringatan penyerahan Hong Kong ke China dari Inggris di Hong Kong, Rabu, Juli. 1, 2020. Hong Kong menandai peringatan 23 tahun penyerahannya ke Cina pada tahun 1997, dan hanya satu hari setelah Cina memberlakukan undang-undang keamanan nasional yang menindak protes di wilayah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Sedikitnya 14 orang ditahan atas tuduhan pertemuan ilegal, mengganggu ketertiban umum, dan penyerangan terhadap petugas kepolisian di Stasiun Prince Edward, Mong Kok, Hong Kong, pada Senin (31/8) malam. Sebelumnya, lebih dari 100 orang berkumpul secara ilegal di kawasan perbelanjaan teramai di Hong Kong itu untuk memperingati satu tahun kerusuhan Stasiun Prince Edward pada 31 Agustus 2019.

Menurut media lokal, Selasa, polisi Hong Kong meminta massa membubarkan diri dan mengingatkan bahwa slogan-slogan yang mereka suarakan melanggar Undang-Undang Keamanan Nasional yang baru diberlakukan.

Baca Juga

Sementara itu, seorang pria yang terlibat kerusuhan dan dikabarkan telah dibunuh oleh polisi pada 31 Agustus 2019 di stasiun Prince Edward ternyata masih hidup dan mencari suaka politik di Inggris. Pria tersebut bernama Wang Maojun, yang saat dikabarkan dibunuh oleh polisi pada kerusuhan itu menggunakan nama alias, Hon Bo Sun.

Media resmi China melaporkan bahwa Wang hadir di persidangan pada 17 Juli lalu, namun mendapatkan jaminan penangguhan penahanan dan melarikan diri ke Inggris. Wang merupakan salah satu dari 600 orang yang dituduh polisi atas keikutsertaannya dalam kerusuhan 31 Agustus 2019. Inggris menjadi menjadi tempat persembunyian bagi banyak anggota kelompok separatis Hong Kong, termasuk Sunny Cheung dan Nathan Law Kwun Chung.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement