Selasa 01 Sep 2020 20:15 WIB

RK: Banyak Klaster Industri karena Penularan di Luar Kantor

Ketidakdisiplinan pegawai di kantor atau pabrik membuat timbulnya klaster keluarga.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil
Foto: Dokpri
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, penularan pegawai di perkantoran maupun industri mayoritas bukan berawal ketika mereka berada di tempat kerja. Menurutnya, aktivitas pegawai sepulang kerja yang kurang menerapkan protokol kesehatan membuat mereka tertular dan kemudian membawa virus ini ke kawasan bekerjanya.

Ridwan Kamil mengatakan, dari pantauan gugus tugas di masing-masing daerah, perkantoran maupun perindustrian sudah menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara optimal. Namun, ketika para pekerja berada di luar sulit dipastikan mereka memenuhi protokol tersebut.

"Makanya, saya imbau pekerja kantoran waspadai kegiatan sepulang kantor. Ini paling rawang karena tidak teratasi," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Gedung Pakuan, Selasa (1/9).

Menurut Emil, selain berdampak pada timbulnya klaster industri, ketidakdisiplinan para pegawai yang masuk kerja di kantor atau pabrik membuat timbulnya klaster keluarga. Pola dari tempat kerja ke pemukiman, terus berputar dan tak terhenti ketika para pekerja atau siapapun tidak menerapkan protokol kesehatan dimanapun mereka berada termasuk di ruang publik.

"Tapi klaster seperti ini sudah terpetakan dan kita akan telusiri dan lokalisir," kata Emil.

Saat ditanya terkait  adanya pembatasan jam malam dan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) yang dilakukan Kota Bogor dan Depok, Emil mendukungnya. Hal ini bagus, untuk meminimalisir aktivitas masyarakat di malam hari khususnya karena selama ini angka kasus COVID-19 naik ketika aktivitas meningkat.

Dengan adanya PSBM, kata dia, maka akan ada skala kecil yang saling menjaga satu salam lain. Dengan demikian harapannya masyarakat bisa semakin disiplin dalam mengedepankan protokol kesehatan.

"Pembatasan seperti ini baik walaupun tidak nyaman ketika pergerakan dibatasi," kata Emil. 

Sementara itu, berdasarkan data aplikasi Pikobar, terjadi penambahan kasus baru virus corona di Jabar sudah mencapai 11.278. Per Selasa, (1/9) pukul 18.00 WIB, ini ada penambahan kasus mencapai 215 kasus. 

Sedangkan yang masih menjalani isolasi ada 4.081 atau meningkat 161 orang. Warga yang sembuh pun naik angkanya 52 orang sehingga total ada 6.202 yang telah sembuh.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement