Selasa 01 Sep 2020 15:59 WIB

Target Pembangunan Stasiun Pengisian Mobil Listrik Direvisi

PLN tengah menghitung kebutuhan pembangunan stasiun pengisian pada tahun ini.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Pengemudi taksi mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN di Mal Tangcity, Kota Tangerang, Banten, Jumat (31/1/2020).
Foto: ANTARA FOTO
Pengemudi taksi mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN di Mal Tangcity, Kota Tangerang, Banten, Jumat (31/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 memaksa PLN harus merevisi target pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Semula, perusahaan setrum negara ini akan membangun sampai 168 titik SPKLU.

Vice President of Technology Development and Standardization PLN Zainal Arifin mengaku karena pandemi covid-19 membuat PLN perlu menunda proyek tersebut. Namun demikian Zainal tidak merinci revisi jumlah tersebut. Adapun target 168 SPKLU di tahun ini mengalami kenaikan 10 kali lipat dari jumlah yang telah dibangun di 2019 sebanyak 19 unit SPKLU.

"Dengan adanya pandemi kami akan segera merevisi proyek ini, khususnya proyeksi kebutuhan, seharunya tahun ini akan ada SPKLU baru sebanyak 168 unit," kata Zainal dalam sebuah diskusi virtual, Selasa (1/9).

Zainal mengatakan pihaknya terbuka untuk bekerja sama dengan semua pihak dalam membangun SPKLU. PLN pun sebelumnya telah menjalin kerja sama dengan 20 perusahaan terkait pengadaan SPKLU. Sebanyak 20 entitas itu ialah Gojek, Grab, Blue Bird, Transjakarta, Mobil Anak Bangsa, BYD, PT POS, Jasamarga, Pertamina, Angkasa Pura, PT Jaya Ancol, BCA, Lippo Mall, Nissan, BMW, DFSK, Mitsubishi, Prestige Image Motorcars, dan Gesits.

Di sisi lain, Zainal mengakatan pasokan listrik PLN untuk memenuhi kebutuhan kendaraan listrik pun tidak perlu diragukan. Ia bilang dengan kondisi saat ini, PLN mengalami kelebihan beban (over capacity) dan di saat yang bersamaan penjualan mengalami penurunan membuat PLN harus mencari segmen-segmen pasar baru.

"Dengan kondisi sekarang di mana ada over capacity yang lumayan besar di Jawa hampir 50 persen, kalau mobil (listrik) datang tahun ini satu juta pun PLN masih cukup (untuk memenuhi kebutuhan listriknya)," jelas Zainal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement