Selasa 01 Sep 2020 15:04 WIB

Daya Tampung RS di Kota Bekasi Hampir Penuh

Beberapa rumah sakit yang jadi rujukan menambah daya tampungnya.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Bilal Ramadhan
Suasana Rumah Sakit Haji Pondok Gede di Jakarta, Rabu (13/5/2020). Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan, Presiden Joko Widodo telah menyetujui penggunaan Asrama Haji Pondok Gede dan Bekasi untuk isolasi para pekerja migran, pelajar, dan jemaah tabligh akbar yang baru pulang dari luar negeri
Foto: Antara/Galih Pradipta
Suasana Rumah Sakit Haji Pondok Gede di Jakarta, Rabu (13/5/2020). Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan, Presiden Joko Widodo telah menyetujui penggunaan Asrama Haji Pondok Gede dan Bekasi untuk isolasi para pekerja migran, pelajar, dan jemaah tabligh akbar yang baru pulang dari luar negeri

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Daya tampung rumah sakit swasta di Kota Bekasi hampir penuh untuk pasien positif Covid-19. Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia, Kota Bekasi, Eko Nugroho, menyebut, kapasitas rumah sakit swasta ada 120 bed, kini sudah 90 persen terpakai.

“Daya tampung untuk pasien covid di tiap RS swasta Kota Bekasi sudah terisi di atas 90 persen, total kapasitas daya tampung mencapai 120 tempat tidur,” kata Eko saat dihubungi wartawan, Senin (31/8).

Dia menerangkan, saat ini, jumlah rumah sakit swasta yang menjadi rujukan Covid-19 ada 42 RS. Diakui Eko, jumlah pasien Covid-19 memang mengalami peningkatan, sehingga kasur yang tersisa hanya 10 persen saja. “Sekitar 10 persen (yang tersisa) karena data bergerak terus,” ujar dia.

Eko menyebut, beberapa rumah sakit yang jadi rujukan memang menambah daya tampung mereka karena angka kenaikan kasus. Akan tetapi, tetap terbatas. Rumah sakit, kata Eko, menambah ruang isolasi yang memiliki kemampuan setara ICU, yakni ada alat bantu napas berupa ventilator.

“Beberapa rumah sakit menambah daya tampung karena tingginya kasus. Tapi, enggak bisa banyak,” kata dia.

Penambahan jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit swasta rujukan Kota Bekasi ini, diakui Eko, turut memengaruhi pemasukan perusahaan. Dia menyebut rata-rata masyarakat memilih untuk tidak pergi ke rumah sakit untuk meminimalisir penularan.

“Praktis rumah sakit swasta itu hanya melayani sedikit sekali pasien non Covid-19 dan untuk perawatan Covid-19 nya penuh. Jadi kita mengalami imbas di sisi bisnis ya, dari segi bisnis kapasitas rumah sakit tidak terisi secara umum, tetapi untuk daya tampung Covid-19 nya penuh,” ujar Eko.

Dia menyebut, pendapatan perusahaan tergerus hingga 70 persen imbas dari hal tersebut. Selain dana, rumah sakit swasta juga perlu sumber daya manusia (SDM). “Selain dana, menambah daya tampung juga butuh personel yang lebih banyak. Padahal, saat ini personel justru berkurang karena mengalami burn out dan butuh istirahat. Jadi dilema juga memperluas daya tampung,” tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement