Selasa 01 Sep 2020 09:39 WIB

AS Dorong Palestina Buka Negosiasi dengan Israel

Penasihat senior Gedung Putih mendorong Palestina buka negosiasi dengan Israel

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Penasihat Gedung Putih sekaligus menantu Presiden AS Donald Trump Jared Kushner mendorong Palestina untuk membuka negosiasi perdamaian dengan Israel. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Susan Walsh
Penasihat Gedung Putih sekaligus menantu Presiden AS Donald Trump Jared Kushner mendorong Palestina untuk membuka negosiasi perdamaian dengan Israel. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner mendorong Palestina untuk membuka negosiasi perdamaian dengan Israel. Kushner mengatakan warga Palestina tidak harus terjebak di masa lalu.

"Mereka harus datang ke meja. Perdamaian akan tersedia bagi mereka, kesempatan akan datang bagi mereka," ujar Kushner.

Baca Juga

Dalam sebuah pernyataan bersama, Uni Emirat Arab (UEA), Israel, dan Amerika Serikat (AS) mendesak para pemimpin Palestina untuk kembali terlibat dialog dengan Israel. Pada 13 Agustus lalu UEA dan Israel sepakat untuk melakukan normalisasi hubungan. Kesepakatan ini membuat warga Palestina kecewa, karena UEA dinilai telah melakukan pengkhianatan yang akan melemahkan posisi pan-Arab yang menyerukan penarikan Israel dari wilayah pendudukan.

Kantor berita UEA, WAM, melaporkan putra mahkota Abu Dhabi mengatakan UEA berkomitmen untuk mendirikan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. "Perdamaian adalah pilihan strategis, tetapi tidak dengan mengorbankan perjuangan Palestina," ungkap laporan WAM.

Delegasi AS dan Israel berada di UEA pada Senin (31/8) untuk membahas kelanjutan hubungan diplomatik antara kedua negara. Kushner dan penasihat keamanan nasional AS Robert O’Brien memimpin delegasi AS dalam kunjungan ke UEA. Delegasi Israel dipimpin oleh penasihat keamanan Meir Ben-Shabbat.  Israel dan Uni Emirat Arab akan membahas kerja sama ekonomi, ilmiah, perdagangan, dan budaya dalam kunjungan tersebut.

Implementasi normalisasi hubungan UEA-Israel ditandai dengan penerbangan komersial langsung dari Bandara Ben-Gurion ke Abu Dhabi. Seluruh delegasi AS dan Israel berada dalam penerbangan bersejarah itu.

Dalam konferensi pers pada Senin malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggambarkan bahwa kesepakatan untuk membuka hubungan formal dengan negara Arab tidak memerlukan penyerahan tanah yang direbut oleh Israel dalam perang Timur Tengah 1967. Netanyahu mengatakan perdamaian dapat dilakukan dengan membuka hubungan kerja sama di bidang ekonomi dan investasi.

“Ini akan menjadi perdamaian yang hangat karena akan didasarkan pada kerja sama di bidang ekonomi, dengan ekonomi kewirausahaan, dengan kemampuan ekonomi yang luas, dengan uang besar yang dicari melalui investasi," ujar Netanyahu.

Pemerintahan Presiden Donald Trump mencoba untuk merayu negara-negara Arab lainnya untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah bergerilya ke sejumlah negara Arab untuk mempromosikan normalisasi hubungan dengan Israel.

Para pemimpin Palestina marah atas kesepakatan normalisasi hubungan UEA-Israel yang akan semakin mengikis perjuangan mereka untuk membentuk sebuah negara yang merdeka. Politisi Saeb Erekat dalam cicitannya di Twitter mengatakan perdamaian tidak akan dibuat dengan menolak hak Palestina untuk hidup.

“Perdamaian bukanlah kata kosong yang digunakan untuk menormalkan kejahatan dan penindasan. Perdamaian adalah hasil dari keadilan. Perdamaian tidak dibuat dengan menolak hak Palestina untuk hidup dan memaksakan rezim apartheid. Apartheid adalah apa yang Netanyahu maksud dengan perdamaian untuk perdamaian," ujar Erekat.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement