Selasa 01 Sep 2020 00:31 WIB

Ini Perkembangan Penanganan Covid-19 di Pesantren Banyuwangi

Selama masa karantina akses ke pondok pesantren dijaga ketat oleh 1 SSK tim gabungan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah santri mengunakan masker dan pelindung wajah. (Ilustrasi)
Foto: Antara/M Ibnu Chazar
Sejumlah santri mengunakan masker dan pelindung wajah. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono menyampaikan perkembangan penanganan Covid-19 di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur. Kemenag juga menyampaikan santri yang positif Covid-19 dirawat secara maksimal.

Berdasarkan laporan dari Kantor Kemenag Banyuwangi, Waryono menceritakan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 telah menerjunkan 40 dokter ke Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi pada 30 Agustus 2020. Puluhan personel petugas medis itu dibantu petugas dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dinas Kesehatan (Dinkes) Pelabuhan (KKP) Probolinggo, dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur.

"Menurut Dokter Rio (Widji Lestariono) juru bicara GTTP Covid-19 selaku Kepala Dinkes Banyuwangi, bahwa para petugas medis selain melaksanakan swab, juga mengarantina para santri, dan penyemprotan disinfektan di lingkungan pondok pesantren," kata Waryono kepada Republika, Senin (31/8).

Dia mengatakan, untuk mencukupi kebutuhan selama masa karantina para santri, Dinas Sosial Banyuwangi mendirikan dapur umum di lapangan Desa Karangmulyo. Dari dapur umum tersebut menyiapkan 18 ribu nasi kotak.

"Ribuan nasi kotak itu dibagikan, pagi 6.000 nasi kotak, siang 6.000 nasi kotak, dan 6.000 nasi kotak dibagikan pada malam hari," ujarnya.

Waryono menyampaikan, diharapkan dapur umum yang didirikan ini bisa mencukupi kebutuhan para santri selama menjalani masa karantina 14 hari kedepan. Sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 klaster Pondok Pesantren Darussalam Blokagung saat seluruh aktivitas pondok dihentikan dan dilakukan karantina masal, seluruh akses ke pondok pesantren ditutup tidak boleh ada yang keluar masuk.

"Selama masa karantina akses ke pondok pesantren dijaga ketat oleh 1 SSK tim gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP Kabupaten Banyuwangi," jelasnya.

Waryono mengatakan, hingga Ahad (30/8) kluster Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi yang terkonfirmasi Covid-19 berjumlah 539 santri dari 624 santri yang diswab. Sedangkan akumulasi jumlah di Kabupaten Banyuwangi berjumlah 771 orang, sembuh 84 orang, dan meninggal 10 orang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement