Senin 31 Aug 2020 17:05 WIB

Duh, Keterisian ICU di Jakarta Tembus 77 Persen

Pemerintah mengoptimalkan fungsi RS Darurat Wisma Atlet untuk pasien Covid-19.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolandha
Warga menyemprotkan cairan disinfektan di indeskos yang dijadikan ruangan isolasi mandiri untuk warga di Jalan Poncol RW 05, Kuningan Barat, Jakarta, Jumat (28/8). Tingkat keterisian tempat tidur di unit perawatan intensif (ICU) seluruh rumah sakit rujukan dan non-rujukan Covid-19 di DKI Jakarta tembus 77 persen.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga menyemprotkan cairan disinfektan di indeskos yang dijadikan ruangan isolasi mandiri untuk warga di Jalan Poncol RW 05, Kuningan Barat, Jakarta, Jumat (28/8). Tingkat keterisian tempat tidur di unit perawatan intensif (ICU) seluruh rumah sakit rujukan dan non-rujukan Covid-19 di DKI Jakarta tembus 77 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat keterisian tempat tidur di unit perawatan intensif (ICU) seluruh rumah sakit rujukan dan non-rujukan Covid-19 di DKI Jakarta tembus 77 persen. Angka ini jauh di atas batas ideal tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit di level 60 persen. Sementara angka BOR untuk ruang isolasi mencapai 69 persen. 

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Nasional, Wiku Adisasmito, menjelaskan bahwa kenaikan secara signifikan tingkat keterisian RS di DKI Jakarta mulai terjadi dalam beberapa pekan belakangan. Apalagi saat ini seluruh wilayah di ibu kota, kecuali Kabupaten Kepulauan Seribu, masuk dalam zona merah atau memiliki risiko penularan Covid-19 yang tinggi. 

Baca Juga

"Kondisi ini memang tidak ideal dan pemerintah sedang mendorong menurunkan angka keterpakaian tempat tidur ini untuk bisa di bawah 60 persen sehingga beban untuk tenaga kesehatan di RS tersebut bisa berkurang," ujar Wiku dalam keterangan pers, Senin (31/8). 

Untuk meringankan beban rumah sakit rujukan dan rumah sakit yang ikut menangani pasien Covid-19 di DKI Jakarta, pemerintah mengoptimalkan fungsi RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran. Kapasitas Wisma Atlet akan dimaksimalkan untuk menampung pasien Covid-19 dengan gejala ringan sampai sedang. Sementara pasien bergejala berat dan memiliki komorbid atau penyakit penyerta, tetap diisolasi di RS rujukan. 

Penambahan kasus positif Covid-19 harian di DKI Jakarta memang menunjukkan angka yang fantastis, tembus 1.000 orang dalam dua hari terakhir. Pada Senin (31/8) ini, kasus baru bertambah 1.049 orang, sementara pada Ahad (30/8) kemarin kasus baru tercatat 1.114 orang. 

"Di mana 385 kasus pada hari Minggu kemarin adalah kasus akumulasi selama 7 hari sebelumnya yang baru dilaporkan. Jadi angka yang tinggi ini ada kemungkinan memang pencatatan yang belum bisa real time pada hari itu sehingga akumulasinya baru dilaporkan pada hari tertentu," kata Wiku. 

Penanganan Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta sendiri saat ini didukung dengan keberadaan 54 laboratorium test PCR, 67 RS rujukan, dan 170 RS non-rujukan yang menangani pasien Covid-19. 

Kabar mengenai penuhnya kapasitas isolasi di rumah sakit ibu kota sempat dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti pada akhir pekan lalu. 

Widyastuti mengatakan dari 67 rumah sakit rujukan Covid-19, sebagian besar tempat tidur di ruang isolasi maupun di kamar ICU sudah terisi. Bahkan, persentasenya sudah hampir menyentuh 70 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement