Senin 31 Aug 2020 16:34 WIB

Kapal Nelayan Sukabumi Terdeteksi di Perairan Bengkulu

Kapal nelayan yang hilang kontak terdeteksi berada di Pulau Enggano, Bengkulu.

Peta Pulau Enggano yang merupakan pulau terluar Bengkulu.
Foto: foto istimewa
Peta Pulau Enggano yang merupakan pulau terluar Bengkulu.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU - Kapal nelayan asal Sukabumi, Jawa Barat dengan nama lambung KM PTR yang hilang kontak sejak 17 Agustus 2020 saat ini terdeteksi berada disekitar perairan Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu.

Analis Kantor SAR Bengkulu Arif Widiyanto mengatakan, kapal yang membawa tiga orang anak buah kapal tersebut pertama kali diketahui oleh Kantor SAR Lampung. Kapal berada dititik koordinat terakhir 5 derajat 41.029'S - 102 derajat 57.946'E.

Saat itu, kata Arif, salah satu ABK kapal bernama Elang menghubungi Kantor SAR Lampung melalui stasiun radio pantai pada Ahad (30/08) untuk meminta pertolongan karena mesin kapal rusak akibat dinamo starter terbakar, kehabisan logistik dan BBM.

"Itu kapal nelayan dari Ujung Genteng, Sukabumi berukuran sekitar 12 meter dan membawa tiga orang ABK, kami mendapatkan informasi dari Kantor SAR Lampung," ucap Arif, Senin (31/8).

Ia menambahkan, pihaknya bersama Kantor SAR Lampung telah menerjunkan 20 personil dengan menggunakan KM Dewa dan kapal rigid inflatable boats (RIB) 01 serta dibantu TNI Angkatan Laut, Polri dan nelayan disekitar perairan Pulau Enggano untuk melakukan pencarian kapal tersebut.

Hanya saja, kata dia, dari hasil koordinasi Kantor SAR Bengkulu dengan kapal yang berada didekat titik koordinat yang dimaksud tidak ada yang melihat kapal milik nelayan Sukabumi tersebut dan proses pencarian terkendala gelombang tinggi.

"Kalau titik terakhir kapal itu terdeteksi jaraknya sekitar 40 nautical mile dari Pulau Enggano, namun hasil koordinasi kami dengan kapal yang melintas di koordinat tersebut tidak menemukan kapal yang dimaksud," paparnya.

Arif mengaku pihaknya tidak bisa memberikan informasi lebih lanjut mengenai bagaimana kondisi tiga orang ABK yang berada di kapal tersebut karena tidak bisa berkomunikasi. Ia juga belum bisa memastikan sejak kapan kapal tersebut terombang-ambing disekitar perairan Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu.

"Kalau keluhannya karena kita tidak bisa berkomunikasi langsung dan nomor itu sudah tidak bisa dihubungi dan tidak ada alat komunikasi lain jadinya ya tidak tahu," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement