Senin 31 Aug 2020 16:26 WIB

SD di Gunungkidul Jadi Ramah Anak, Kepsek: Butuh Proses

Setelah didampingi GSM, pembelajaran di sekolah lebih bervariatif dan tidak monoton.

Suasana SDN Karangmojo II yang baru-baru ini ditetapkan sebagai Sekolah Ramah Anak mewakili Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Foto: Gerakan Sekolah Menyenangkan
Suasana SDN Karangmojo II yang baru-baru ini ditetapkan sebagai Sekolah Ramah Anak mewakili Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, WONOSARI -- SDN Karangmojo II baru-baru ini ditetapkan sebagai Sekolah Ramah Anak mewakili Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kepala sekolah SDN Karangmojo II, Kuruna, mengaku perlu upaya yang cukup panjang untuk bertransformasi menciptakan lingkungan yang positif antara murid dan guru di sekolah, bahkan dengan orang tua. 

Ia mengungkapkan, setelah didampingi Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) sejak tahun 2017, model pembelajaran yang dihadirkan di sekolah lebih bervariatif dan tidak monoton. 

"Anak-anak diajak untuk praktik langsung seperti membuat proyek roket air, pembuatan kerajinan rak buku untuk pojok baca di sekolah, rak sepatu. Dalam GSM, ini merupakan salah satu area perubahan yang didorong yang model pembelajaran berbasis proyek atau project based learning," kata Kuruna, Senin (31/8).

Dengan model seperti ini, kekurangan maupun kelebihan pada masing-masing anak pun tertampung. Selain itu, dengan model pembelajaran kelompok dan lebih variatif anak-anak dapat berinteraksi dengan sesama teman serta guru dengan lebih intensif. 

"Berawal dari kedekatan intensif inilah lingkungan positif dapat terbentuk di SDN Karangmojo II sehingga dapat sesuai dengan indikator-indikator yang ada di kebijakan Sekolah Ramah Anak, seperti adanya partisipasi anak dalam pembuatan kebijakan sekolah. SDN Karangmojo memiliki kesepakatan kelas yang dibuat bersama antara guru dengan anak," kata Kuruna.

Selain area perubahan project based learning, para guru juga berupaya untuk menjalin relasi yang erat dan terbuka dengan orang tua siswa melalui paguyuban. Kuruna pun melakukan sosialisasi kepada paguyuban tentang niatannya menjadikan SDN Karangmojo II sebagai sekolah menyenangkan melalui GSM. 

Dengan komunikasi rutin, aktif serta telaten, guru dapat membangun visi bersama dengan melibatkan orang tua. Orang tua pun banyak dilibatkan dalam kegiatan sekolah seperti parent teaching, kesepakatan sekolah, dan kegiatan non-formal seperti makan bersama. 

Kegiatan ini dilakukan semata-mata untuk menciptakan ikatan antara murid, guru dan orang tua. Keterlibatan orang tua penting untuk mendukung sekolah dalam pengembangan karakter anak yang lebih positif. Dalam GSM, perubahan ini termasuk dalam school connectedness.

"Saya bersyukur karena bergabung di GSM, akhirnya sekolah SDN Karangmojo II dapat dijadikan model sebagai sekolah yang ramah anak," ucap Kuruna. 

Sekolah Ramah Anak merupakan program dari pemerintah Indonesia yang dilansir oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak. Tujuan dari program ini untuk dapat memenuhi, menjamin serta melindungi hak-hak yang dimiliki oleh anak. Dengan adanya kebijakan ini diharapkan sekolah mampu mengembangkan minat, bakat dan kemampuan serta menciptakan kehidupan yang toleran, saling menghormati, bekerja sama sejak dini oleh anak. Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya jumlah serta modus kasus kekerasan di lingkungan sekolah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement