Senin 31 Aug 2020 15:48 WIB

Kemenag: Santri Positif Covid-19 Diobati Maksimal

Santri diminta menerapkan protokol kesehatan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Kemenag: Santri Positif Covid-19 Diobati Maksimal. Foto: Santriwati (ilustrasi)
Foto: Republika TV
Kemenag: Santri Positif Covid-19 Diobati Maksimal. Foto: Santriwati (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono menyampaikan bahwa santri yang terkena virus corona atau Covid-19 diobati secara maksimal. Kemenag juga mengingatkan pesantren dan santri lainnya agar tetap menerapkan protokol kesehatan dan tidak panik.

Waryono mengatakan, pesantren sudah bekerjasama dengan Gugus Tugas Covid-19 untuk menangani kasus Covid-19. Santri yang terkena Covid-19 di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi diobati secara maksimal. Sementara santri yang tidak terkena Covid-19 melakukan isolasi mandiri.

Baca Juga

"Harapannya (santri yang positif Covid-19) berkurang dan menurun sampai (sembuh), kemudian dapat diatasi seperti yang terjadi di Gontor (santri sembuh semuanya)," kata Waryono kepada Republika, Senin (31/8).

Ia mengatakan, Kemenag dan Gugus Tugas Covid-19 sedang menangani kasus ini agar cepat selesai. Pesantren dan santri lain tidak perlu panik dan tidak perlu dibesar-besarkan.

Ia juga menyampaikan, baru saja komunikasi langsung dengan Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur. Disampaikan ada sejumlah 500 santri sedang isolasi mandiri.

"Saya juga perlu mengecek antara informasi dari berita dengan kenyataan di lapangan terkait santri yang terpapar Covid-19, saya sedang menunggu laporan terakhir dari Jawa Timur, yang jelas Jawa Timur saya tahu pemerintah daerahnya sangat komitmen (membantu pesantren)," ujarnya.

Waryono mengatakan, sejak awal pesantren mengikuti protokol kesehatan pemerintah untuk mengantisipasi penularan dan penyebaran Covid-19. Pesantren juga membuat Gugus Tugas Covid-19. Di samping itu, pesantren belum semuanya mengembalikan santri karena dilakukan secara bertahap sesuai protokol kesehatan.

Ia mengungkapkan, sebenarnya kembalinya santri ke pesantren bukan semata-mata kehendak kiai, tapi juga karena kehendak orang tua santri. Sementara infrastruktur pesantren kalau untuk physical distancing tidak memadai.

"Cuma ada untungnya di pesantren anak-anak (santri) tidak kemana-mana (ada dalam lingkungan pesantren terus), saya juga baru saja komunikasi dengan (Kemenag) Kalimantan, itu ada pembatasan orang tua hadir di pesantren, (orang tua) tidak masuk kawasan pesantren, itu juga termasuk bagian dari upaya pencegahan Covid-19," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement