Senin 31 Aug 2020 15:02 WIB

Lionel Messi Dilaporkan Makin Mantap Tinggalkan Barcelona

Messi absen di tes PCR Covid-19 yang digelar Barcelona di kompleks latihan klub.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
 Penyerang Barcelona asal Barcelona Lionel Messi (tengah) terlihat di balkon kamarnya di Nixe Palace Hotel, di Palma de Mallorca, Pulau Majorca, Spanyol, belum lama ini.
Foto: EPA-EFE / ATIENZA
Penyerang Barcelona asal Barcelona Lionel Messi (tengah) terlihat di balkon kamarnya di Nixe Palace Hotel, di Palma de Mallorca, Pulau Majorca, Spanyol, belum lama ini.

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Bintang Barcelona, Lionel Messi, disebut kian mantap meninggalkan klub asal Katalan tersebut. Anggapan ini tidak terlepas dari absennya pemain berjuluk La Pulga itu di tes Polymerase Chain Reaction (PCR) Covid-19 yang digelar Barcelona di kompleks latihan klub di Sant Joan Despi, Ahad (30/8) waktu setempat.

Sebelumnya, Barcelona telah menjadwalkan tes PCR untuk seluruh penggawa tim utama sebelum menggelar latihan perdana persiapan musim 2020/2021 pada Senin (3/8) waktu setempat. Namun, Messi, yang sempat dikabarkan bakal hadir di tes PCR Covid-19 tersebut, kedapatan tidak pernah muncul di kompleks latihan Barcelona.

Tidak hanya itu, pemain yang telah mengabdi kepada Barcelona selama 20 tahun, terhitung sejak menembus tim junior pada 2001 silam, juga dikabarkan akan absen saat pelatih anyar Barcelona, Ronald Koeman, menggelar sesi latihan perdana pada Senin (3/8) waktu setempat.

''Ini dapat dipahami sebagai langkah teranyar Messi terkait ancamannya untuk meninggalkan klub. Dengan tidak hadir di sesi tes PCR Covid-19, Messi terus mendesak untuk bisa segera hengkang dari Barcelona,'' tulis laporan ESPN, Senin (31/8) WIB.

Pada Selasa (25/8) waktu setempat, Messi diketahui telah mengirimkan surat fax kepada manajemen Barcelona untuk mengakhiri kontrak secara sepihak. Messi memutuskan mengaktifkan salah satu klausul di kontraknya, yang menyebut dia bisa hengkang pada akhir musim dengan status free transfer. Namun, Barcelona bersikeras, permintaan Messi itu telah kadaluarsa pada 10 Juni.

Alhasil, Messi baru bisa hengkang apabila ada klub yang mau menebus nilai klausa pelepasannya, yang mencapai 700 juta euro. Perselisihan dan dua perbedaan penafsiran inilah yang kemungkinan besar akan dibawa ke pengadilan. Atas alasan ini pula, Messi memilih untuk tidak menghadiri sesi tes PCR Covid-19 dan latihan perdana Barcelona, meski bakal terancam sanksi dari Barcelona.

''Messi diketahui telah mendapatkan pemberitahuan dari tim kuasa hukumnya terkait kehadiran di sesi tes PCR Covid-19 dan latihan perdana Barcelona. Kehdiran Messi di dua aktivitas perdana tim utama Barcelona itu dinilai bakal memberikan dampak buruk terhadap posisi legal Messi dan peluang hijrah dari Messi dengan status free transfer pada akhir musim 2019/2020,'' tulis laporan ESPN.

Kabarnya, dari sejumlah klub peminat Messi, Manchester City berada di urutan terdepan dalam upaya memboyong pemain berusia 33 tahun tersebut. City, yang berada di bawah besutan Pep Guardiola, disebut-sebut siap menggelontorkan dana sebesar 150 juta euro demi bisa merekrut Messi.

Bahkan, seperti dilansir Sports, City telah menawarkan kontrak selama tiga tahun kepada pemain dengan gelar pemain terbaik dunia (Ballon d'Or) terbanyak sepanjang sejarah sepak bola modern tersebut, ditambah dengan tawaran gaji mencapai 100 juta euro per tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement