Ahad 30 Aug 2020 02:00 WIB

Tradisi Pembagian Nasi Buka Luwur di Kudus Digelar Berbeda

Nasi buka luwur dibagikan ke rumah warga untuk menghindari antrean

Warga makan nasi jangkrik saat puncak acara Bukak Luwur Sunan Kudus di kawasan Masjid Menara Kudus, Jawa Tengah, Selasa (10/9/2019).
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Warga makan nasi jangkrik saat puncak acara Bukak Luwur Sunan Kudus di kawasan Masjid Menara Kudus, Jawa Tengah, Selasa (10/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS - Tradisi pembagian nasi buka luwur di kompleks Menara dan Makam Sunan Kudus, Jawa Tengah, masih tetap dilakukan meskipun pandemi Covid-19.

"Tradisi buka luwur tahun ini meniadakan antrean untuk mendapatkan nasi buka luwur menyusul masih dalam masa pandemi Covid-19. Gantinya dibagikan ke masing-masing kecamatan," kata Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Muhammad Nadjib Hassan, Sabtu (29/8)

Ia mengungkapkan nasi buka luwur yang dikenal dengan nasi uyah asem didistribusikan ke sejumlah daerah yang terdapat sumber mata air di sembilan kecamatan. Mereka, kata dia, yang sebelumnya mengikuti kirab "banyu panguripan" beberapa waktu lalu untuk dibagikan kepada masyarakat.

Atas kondisi tersebut, dia berharap, pengertian masyarakat Kudus terkait dengan tidak adanya antrean di seputar menara, mengingat masih dalam masa pandemi.

"Dengan pembagian 'brekat' (berkat) yang tersebar di sembilan kecamatan dan tempat lainnya, kami harapkan hubungan baik masyarakat Kudus terus terjaga," ujarnya.

Juru Bicara Panitia Buka Luwur Sunan Kudus Muhammad Kharis menambahkan dari total 27.906 bungkus nasi buka luwur yang dibagikan, meliputi 26.074 nasi bungkusan untuk masyarakat umum dan nasi buka luwur yang berjumlah 1.832 keranjang diberikan kepada tokoh masyarakat, kiai, pejabat, tamu undangan, pekerja, dan panitia.

Tradisi buka luwur diselenggarakan setiap 10 Muharam atau pada Sabtu (29/8), merupakan ritual keagamaan untuk menandai penggantian kelambu di Makam Sunan Kudus.

Sementara tradisi buka luwur dengan membagi-bagikan nasi uyah asem sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam dan pembagian bungkus nasi uyah asem disimbolkan sebagai kesejahteraan masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement