Jumat 28 Aug 2020 16:11 WIB

Emil Ingin Perkuat Pangan dengan Kostrawil Jabar

Kostrawil Jabar akan difasilitasi dengan teknologi yang mumpuni.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ilham Tirta
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meninjau panen raya padi. (ilustrasi).
Foto: istimewa
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meninjau panen raya padi. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meresmikan Komando Strategis Pembangunan Pertanian Wilayah (Kostrawil) Jabar melalui video conference di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (28/8).

Ridwan Kamil mengatakan, Kostrawil Jabar akan menguatkan ketahanan pangan Jabar, terutama pada masa pandemi Covid-19.

“Covid-19 ini memberikan pelajaran terhadap sektor pertanian yang harus tetap tangguh dari segi pendistribusian dan juga ketersediaan ketahanan pangan,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Pertanian, kata dia, menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19. Saat semua sektor terpukul pandemi, pertanian justru mengalami peningkatan sebesar 7,64 persen secara year on year. Secara quarter to quarter, pertanian meningkat lebih besar, yakni 45,86 persen.

Pemanfaatan teknologi digital 4.0, kata Emil, mesti diterapkan pada sektor pertanian. Tujuannya, memastikan ketahanan pangan Jabar aman sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Itulah semangat dari kami, di mana pascapandemi Covid-19 pertanian akan menjadi prioritas nomor satu yang kami perhatikan,” katanya.

Menurut Emil, pihaknya akan memfasilitasi Kostrawil Jabar dengan teknologi yang mumpuni supaya Kostrawil Jabar dapat menghimpun data dengan baik. Swasembada pangan dengan membuat lumbung desa akan dilakukan. Salah satu caranya, dengan memanfaatkan lahan tidak produktif menjadi produktif. “Saya punya prinsip, good data good decision,” katanya.

Fungsi digital ini, kata dia, tidak hanya komersial, tapi juga terkait distribusinya. Pihaknya, sedang menyiapkan logistik yang terkoneksi dengan aplikasi. "Sehingga data-data ketahanan pangan per desa diisi oleh pertanian (seperti beas perelek) versi digital,” katanya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat mengatakan, pertanian menjadi salah satu sektor yang dapat menyelamatkan perekonomian nasional di tengah pandemi Covid-19.

Dadan menyatakan, Jabar menjadi salah satu sentra produksi padi nasional. Berdasarkan data Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN) pada 2019, kontribusi Jabar sebesar 9,28 juta ton atau 16,63 persen produksi padi nasional.

“Provinsi Jabar juga sebagai penyangga kebutuhan pangan nasional, menjadikan Jabar sebagai stabilisasi kebutuhan pangan,” kata Dadan.

Selain itu, kata Dadan, Balai Penyuluhan Pertanian di setiap kecamatan mempunyai peran strategis terhadap produksi pangan di Jabar. Apresiasi disampaikan Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi. Menurutnya, Jawa Barat sudah jauh lebih digital.

“Jawa Barat luar biasa, bahkan sudah menjalankan desa digital sebelum era 4.0. Kita berharap langkah ini bisa diikuti oleh daerah lain. Bahwa ada semangat untuk memajukan pertanian lewat digitalisasi,” katanya.

Dedi Nursyamsi mengatakan, pemanfaatan teknologi 4.0 dan inovasi teknologi harus diterapkan di pertanian. Karena inovasi teknologi bisa mengatasi masalah ruang dan waktu, bisa meningkatkan efisiensi penyuluh.

"Dan tentunya turut meningkatkan kemampuan SDM. Hal ini penting, karena SDM adalah pengungkit nomor satu untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” katanya.

Menurutnya, era digitalisasi sudah tdak bisa lagi dihindari. Bahkan, proses digitalisasi berjalan dengan sangat cepat saat pandemi Covid-19. "Kita semua dipaksa lebih digital. Mau tidak mau kita harus mengikutinya, kita harus menerapkan digital untuk pertanian,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement