Jumat 28 Aug 2020 16:00 WIB

Di Depan Jokowi, Pedagang Jogja Keluhkan Sepinya Wisatawan

Selama pandemi, omzet pedagang nyaris turun 90 persen.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolandha
Warga melintas di kawasan pusat oleh-oleh bakpia di Pathuk, Yogyakarta, Jumat (24/4). Pandemi Covid-19 benar-benar memukul sektor pariwisata Yogyakarta. Selama beberapa bulan, industri yang punya porsi cukup besar dalam struktur PAD Yogyakarta ini sempat lumpuh akibat nihilnya pelancong.
Foto: ANTARA /Andreas Fitri Atmoko
Warga melintas di kawasan pusat oleh-oleh bakpia di Pathuk, Yogyakarta, Jumat (24/4). Pandemi Covid-19 benar-benar memukul sektor pariwisata Yogyakarta. Selama beberapa bulan, industri yang punya porsi cukup besar dalam struktur PAD Yogyakarta ini sempat lumpuh akibat nihilnya pelancong.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pandemi Covid-19 benar-benar memukul sektor pariwisata Yogyakarta. Selama beberapa bulan, industri yang punya porsi cukup besar dalam struktur PAD Yogyakarta ini sempat lumpuh akibat nihilnya pelancong. Hal ini diakui beberapa perwakilan pelaku UKM yang sempat berdialog dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Gedung Agung, Jumat (28/8).

Tumbaryani misalnya, seorang penjual bakpia dan wingko yang tinggal di Gamping, Sleman. Kepada presiden, dirinya mengaku mengalami penurunan omzet nyaris 90 persen selama pandemi Covid-19 melanda. Bila pada hari-hari normal dirinya bisa meraup omzet Rp 500 ribu, maka sejak pandemi melanda perolehan Rp 50 ribu saja sudah ia syukuri.  

Baca Juga

"Kadang sampai nggak buka dasar. Lha, nggak ada wisatawan datang ke sini," kata Tumbaryani kepada presiden.

Namun, ia mengaku dalam beberapa pekan belakangan omzet mulai membaik. Dalam sehari bisa mendapat paling tidak Rp 100 ribu. Hal ini, menurutnya, seiring dengan mulai dibukanya sektor pariwisata dan pelancong sedikit demi sedikit mulai kembali datang ke Yogyakarta.

Hal yang sama juga dirasakan Ignasius Supoyo, seorang pedagang soto di Bantul. "Adanya pandemi, sepinya ndak karu-karuan," kata Supoyo.

Ia pun mengaku terpaksa berhenti berjualan selama beberapa bulan karena tidak ada pembeli. Daripada merugi, Supoyo memilih tutup lapak.

"Tapi ini sudah bangkit lagi 2 minggu ini," katanya.

Tumbaryani dan Supoyo adalah dua perwakilan pelaku UKM yang mendapat kesempatan menerima banpres produktif langsung dari Presiden Jokowi. Banpres produktif ini berupa hibah sebesar Rp 2,4 juta yang ditransfer langsung ke rekening pelaku UKM.

Presiden Jokowi berpesan kepada seluruh penerima banpres produktif agar memanfaatkan tambahan dana sebagai modal kerja. Bila usaha yang dijalankan mulai bangkit, kata Jokowi, maka pelaku UKM bisa menambah modal dengan meminjam ke bank.

"Kalau yang ini tidak pinjam ya. Ini adalah bantuan modal kerja. Bukan pinjam bukan kredit, tapi bantuan. Tapi kalau nanti usaha berkembang, silakan minta tambahan ke bank. Kalau ini BRI ya BRI, Mandiri ya mandiri. Tapi pinjam kalau yang untuk tambahan," kata Jokowi.

Hibah bagi pelaku UMKM ini akan disalurkan secara bertahap dengan total alokasi anggaran Rp 22 triliun. Pada tahap awal, sebanyak 1 juta pelaku UMKM menerima bantuan sebesar Rp 2,4 juta terlebih dulu. Selanjutnya, penerima bantuan ditargetkan sebanyak 4,5 juta orang pada akhir Agustus dan bertambah menjadi 9,1 juta orang pada akhir September 2020. Sisanya akan diselesaikan sebelum akhir tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement