Jumat 28 Aug 2020 12:28 WIB

PT Timah Perluas Pasar di Eropa dan AS

Ekspor Timah saat ini masih di seputar Asia seperti Singapura, India, dan Jepang.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Logo PT Timah Tbk
Foto: Facebook PT Timah
Logo PT Timah Tbk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Timah Tbk (TINS) berencana meningkatkan penjualan melalui saluran ekspor. Untuk tujuan tersebut, Perseroan akan memperluas pasar timah di beberapa benua seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS). 

Sekretaris Perusahaan Abdullah Umar Baswedan mengatakan perluasan pasar ini dilakukan untuk menutupi penurunan penjualan di negara tujuan utama. "Dengan adanya diversifikasi market, akalau ada apa-apa kita bisa saling menutupi," kaya Abdullah, Jumat (28/8). 

Baca Juga

Abdullah mengatakan negara tujuan utama ekspor Timah hingga saat ini umumnya masih di Asia di antaranya Singapura, Jepang, Korea dan India. Sedangkan Eropa merupakan pasar kedua terbesar untuk timah dengan porsi sebesar 20 persen. 

Abdullah mengakui Perseroan saat ini masih mengembangkan potensi pasar yang di AS. Menurutnya, porsi penjualan timah ke benua tersebut masih terbilang kecil yaitu dikisaran 7-8 persen. "Memang benua-benua tersebut pusat industri yang mengonsunsi timah hasil perseroan," tutur Abdullah. 

Selain perluasan pasar, emiten berkode saham TINS ini juga sedang mengupayakan perluasan perluasan tambang ke Nigeria, Afrika. Namun perluasan tambang tersebur masih terhambat karena terdampak pandemi Covid-19. 

"Perseroan akan melakukan serangkaian adjustment tambang primer di sana. Kami masih koordinasi dengan partner yang ada di Nigeria," kata Abdullah

Pada semester pertama 2020, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 98,3 persen dengan lima negara  tujuan ekspor terbesar  diantaranya Singapura sebesar 17,9 persen, Korea 16,2 persen,  China 14,8, persen, serta India dan AS masing-masing sebesar 11,2 persen. Total kontribusi ekspor timah ke lima negara tersebut mencapai 71,3 persen.

Di periode tersebut, TINS mencatatkan produksi bijih timah sebesar 24.990 ton atau turun 47,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 47.423 ton. Adapun produksi logam turun 26,2 persen menjadi 27.833 ton, serta penjualan logam turun 0,3 persen menjadi 31.508 ton.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement