Jumat 28 Aug 2020 10:46 WIB

Perbankan Lebanon Terancam Kekurangan Likuiditas

Lebanon merupakan salah satu negara yang paling banyak berutang.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Lebanon mengalami krisis berkepanjangan.
Foto: Voice of America
Lebanon mengalami krisis berkepanjangan.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBANON -- Bank-bank Lebanon terancam tidak dapat meningkatkan modalnya hingga 20 persen pada akhir Februari 2021. Bahkan bank-bank tersebut harus keluar dari pasar saham.

Gubernur Bank Sentral Riad Salameh mengatakan pihaknya tidak bisa melakukan spekulasi ketika mereka dikeluarkan dari pasar saham. “Kami berharap semua bank memenuhi kriteria. Tapi setelah Februari, mereka yang tidak akan harus keluar dari pasar saham maka deposito akan disimpan karena bank tidak akan berada dalam situasi kebangkrutan,” ujarnya seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat (28/8).

Baca Juga

Adapun cadangan mata uang asing bank sentral mencapai 19,5 miliar dolar AS dan cadangan wajib sebesar 17,5 miliar dolar AS. Bank-bank yang kekurangan uang di Lebanon telah membekukan para penabung dari simpanan dolar mereka dan sebagian besar memblokir transfer ke luar negeri sejak akhir tahun lalu.

“Lebanon, salah satu negara yang paling banyak berutang, gagal membayar utang mata uang asingnya pada Maret, dengan alasan cadangan yang sangat rendah. Inflasi dan kemiskinan melonjak karena krisis menghapus nilai mata uang lokal di pasar informal,” ucapnya.

Menurutnya negara kehabisan dolar AS dengan patokan resmi 1.507,5 pound Lebanon. Dari sisi lain, Ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut bulan ini, yang menewaskan sedikitnya 180 orang dan menghancurkan sebagian kota, selain wabah Covid-19, telah menambah kesengsaraan.

Pembicaraan dengan IMF, yang dilakukan Lebanon pada Mei, terhenti karena tidak adanya reformasi dan karena perselisihan muncul antara pemerintah, sektor perbankan dan politisi mengenai skala kerugian finansial negara yang sangat besar.

Salameh mengatakan, Lebanon berkepentingan untuk melanjutkan negosiasi untuk mencoba mengamankan program IMF.

Bank sentral ingin bank-bank domestik merekap dan meningkatkan likuiditas mereka di bank koresponden di luar negeri, yang mereka tidak memiliki cukup dana.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement