Jumat 28 Aug 2020 01:58 WIB

Petani di Jonggol dan Sukamakmur Terancam Gagal Panen

Persedian air di area sawah di Kecamatan Jasinga masih terpantau normal.

Rep: Rahayu Marini Hakim/ Red: Erik Purnama Putra
Sungai Cidurian masih mengalir, dan potensi kekeringan area sawah di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, menjadi teratasi.
Foto: Rahayu Marini Hakim
Sungai Cidurian masih mengalir, dan potensi kekeringan area sawah di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, menjadi teratasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kemarau panjang menghantui petani di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bukan hanya khawatir kebutuhan air untuk padi kurang karena musim kemarau berkepanjangan, melainkan juga potensi gagal panen karena kekeringan terus membayangi mereka.

Hingga Kamis (27/8), Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, Siti Nurianty, mengatakan, tercatat sedikitnya 167 hektare sawah di Kecamatan Jonggol dan 138 hektare sawah di Kecamatan Sukamakmur mengalami kekeringan. Bahkan petani terancam gagal panen apabila tidak turun hujan hingga dua pekan ke depan.

"Jonggol dan Sukamakur terancam kekeringan, terancam gagal panen. Kalau tidak hujan ya terancam gagal," kata Siti saat dikonfirmasi.

Untuk daerah, seperti Kecamatan Jasinga yang dilaporkan mengalami kekeringan terparah saat ini, Siti melanjutkan, berdasar data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, panen masih terbilang normal, karena hujan masih turun. “Ada (sawah Jasinga terancam kekeringan), tetapi di sana masih ada turun hujan, jadi sawahnya masih dapat air dan tertolong."

Dia melanjutkan, sawah di Jonggol dan Sukamakmur diprediksi mengalami kekeringan berlanjut. Selain karena sumber airnya yang kering, sambung dia, ditambah dengan curah hujan yang minim meski sudah dibantu dengan pompa air. Siti menyebut, jika puncak kemarau terus berlanjut hingga September, besar kemungkinan sawah di wilayah lainnya bakal mengalami kekeringan dan ikut gagal panen.

Meski begitu, Siti berpesan, untuk para petani yang mengalami kerugian akibat kekeringan sawah hingga gagal panen bakal mendapat bantuan. Bagi yang terdaftar di kartu asuransi tani, mereka mendapat kompensasi sebesar Rp 6 juta per hektare. “Ya ada bantuan karena sebagian petani ada yang ikut terdaftar di asuransi tani," ucap Siti.

Camat Jasinga, Hidayat Saputradinata, menjelaskan, persedian air di area sawah di Jasinga masih terpantau normal. Belum ada laporan dari petani yang mengaku, sawahnya kekurangan pasokan air. “Untuk sawah, air masih ada untuk prediksi gagal panen tidak ada. Karena air Sungai Cidurian masih mengalir. Begitu pun sungai di sekitar Jasinga,” ucap Hidayat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement