Kamis 27 Aug 2020 20:40 WIB

Pertani Suplai Benih Padi 5.000 Ton di Food Estate Kalteng

Proyek food estate di Kalteng mulai bisa digunakan untuk musim tanam Oktober 2020.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Agus Yulianto
Benih sumber (breeder seed) (Ilustrasi)
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Benih sumber (breeder seed) (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BUMN Klaster Pangan, PT Pertani menyatakan, siap menyuplai 5.000 ton benih padi untuk kebutuhan proyek food estate di Kalimantan Tengah. Direktur Utama Pertani, Maryono, mengatakan, kemampuan produksi benih perseroaan saat ini mencapai 80 ribu ton. 

Namun, rata-rata produksi saat ini, hanya mencapai 30 ribu ton. Hal itu lantaran sejak 2018 Pertani sudah tidak mendapatkan penugasan pemerintah untuk penyediaan benih.

"Oleh karena itu, kami sudah berkoordinasi dengan kementerian bahwa benih akan dipasok dari Pertani. Kami sudah siap benih 5.000 ton untuk ditanam di food estate Kalteng," kata Maryono dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR, Kamis (27/8).

Pemerintah optimistis proyek food estate di Kalimantan Tengah mulai bisa digunakan untuk musim tanam pada bulan Oktober 2020. Produksi diyakini dapat naik hingga 5 ton per hektare (ha) dari rata-rata saat ini sekitar 2 ton per ha. 

Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Kementerian Pertanian, Husnain, mengatakan, Kementan akan bertanggung jawab pada penyediaan sarana produksi pertanian.

Seperti misalnya penyediaan pupuk, benih, alat dan mesin pertanian, hingga pengaturan sistem tanam dengan paket teknologi yang sudah disiapkan. Ia memastikan, teknologi pertanian yang diterapkan di food estate Kalteng merupakan teknologi yang paling mutakhir.

Proses penanaman hingga pascapanen bakal mengoptimalkan mekanisasi agar kegiatan pertanaman padi dapat lebih efisien. "Paket teknologi yang kita siapkan Insya Allah bisa menghasilkan 5 ton per hektare. Lahan yang dipakai juga sudah jadi sawah dan rutin berproduksi dua kali setahun," katanya.

Husnain mengatakan, jika dilihat satu per satu, sebetulnya sudah ada sawah yang mampu menghasilkan 4 ton bahkan 8 ton per hektare meski belum merata. Selain itu, konsep kawasan berbasis korporasi juga belum diterapkan. Oleh karena itu, pihaknya optimistis target peningkatan produksi beras di kawasan food estate bisa dicapai dengan dukungan teknologi yang memadai.

Adapun untuk pasca panen, perusahaan yang menjadi off taker atau penyerap akan dikoordinasikan oleh BUMN PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). RNI bakal menjadi BUMN yang memimpin untuk pengolahan beras hingga pada tahap pemasaran. Ia berharap dengan adanya kepastian pasar, kesejahteraan petani dapat ikut meningkat yang diikuti dengan meningkatkan persediaan beras secara nasional.

Dia mengatakan, tantangan akan lebih berat pada tahap pengembangan kedua yang akan dimulai tahun depan. Di mana, sesuai perencanaan pada 2021-2023 pemerintah bakal fokus untuk perluasan food estate seluas 118.268 ha. Dengan begitu, total food area food estate dalam empat tahun ke depan mencapai sekitar 148 ribu hektare.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement