Kamis 27 Aug 2020 19:30 WIB

Mengenal Kinerja dan Karya Badan Riset dan Observasi Laut

Setidaknya ada lima produk BROL Information System (BIS).

Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri, koordinator Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020-2024.
Foto: Dok IPB
Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri, koordinator Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020-2024.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Salah satu lembaga yang ada di Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah Balai Riset dan Observasi Laut (BROL). BROL memainkan peranan penting dalam memajukan sektor kelautan dan perikanan.

“Melalui program Petani dan Nelayan Go Online, petani dan nelayan difasilitasi untuk dapat memanfaatkan aplikasi yang tepat. Dalam menjalankan program ini, Kemkominfo bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, perbankan, operator, serta startup sektor pertanian dan perikanan,” kata Koordinator Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020-2024, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS pada webinar Bincang Bahari (Webinar Series #5) Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rabu (26/8).

Dengan demikian, kata Prof Rokhmin, ekosistem digital dari hulu ke hilir diharapkan dapat terselenggara dengan baik. Ia lalu menyebutkan  produk BROL Information System (BIS).

Pedrtama, Sistem preDiksi Kelautan (SIDIK). “Sistem ini menjawab tantangan terhadap fenomena lingkungan pesisir dan lautan yang terjadi, sebagai data dan informasi dasar pendukung pengambil kebijakan terkait isu-isu kelautan yang berkembang,” kata Prof Rokhmin yang merupakan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University, dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Kedua, Sistem Informasi Manajemen Laboratorium Kualitas Perairan (SIMANTAP) “Sistem Informasi Manajemen Laboratorium Kualitas Perairan (SIMANTAP) adalah produk sistem informasi yang dikembangkan oleh Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) dalam rangka memudahkan pelayanan pengujian kualitas air. Melalui SIMANTAP, pengguna bisa dengan mudah dalam melakukan pengajuan layanan pengujian karena semua dilakukan secara online melalui websie,” tutur Rokhmin yang juga ketua umum Masyarakat Akuakultur Indonesia(MAI).

Ketiga, Sistem Informasi Layanan Publik Terpadu (SILAPTER). “Status SILAPTER pada akhir tahun 2019 adalah telah tersusunnya proses bisnis sistem layanan pelayanan publik dan saat ini masih dalam tahap uji coba,” kata Rokhmin yang juga ketua Dewan Pakar MPN (Masyarakat Perikanan Nusantara).

Keempat, Aplikasi Laut Nusantara (ALN). Rokhmin menjelaskan, ALN adalah inovasi teknologi yang aplikatif bagi nelayan maupun pelaku perikanan lainnya, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan, yang merupakan bukti nyata hilirisasi hasil riset unggul BROL untuk mendukung program KKP dalam hal inovasi riset dan peningkatan SDM kelautan dan perikanan. 

“Tujuan dari aplikasi Laut Nusantara adalah transformasi budaya nelayan dari mencari ikan menjadi menangkap ikan,” tuturnya.

Kelima, Observation and Modelling Information System (OMIS). “OMIS merupakan salah satu fitur dalam SIDIK fase 2 terkait informasi data dan informasi terkait oseanografi yang didukung dengan sarana BROL HPC CLUSTER berupa perangkat High Performance Computing yang dapat digunakan untuk melakukan komputasi numerik untuk pemodelan laut agar dapat menghasilkan produk data dan informasi kondisi perairan,” papar Rokhmin Dahuri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement