Kamis 27 Aug 2020 18:28 WIB

Ini Alasan Mourinho Belajar Bahasa Korea

Mourinho ingin lebih dekat dengan gelandang serang Spurs asal Korsel, Son Heun-Min.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Pelatih Tottenham Hotspur, Jose Mourinho.
Foto: EPA-EFE/FILIP SINGER
Pelatih Tottenham Hotspur, Jose Mourinho.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Selama ini, Jose Mourinho dikenal menguasai lima bahasa sekaligus. Selain bahasa Portugal, pelatih Tottenham Hotspur itu juga mampu berbicara dengan fasih menggunakan bahasa Prancis, Katalan, Spanyol, Inggris, dan Italia.

Kini, Mourinho mengaku tengah belajar dan berniat menguasai bahasa Korea.  Ini menjadi salah satu upaya Mourinho untuk bisa lebih dekat dengan para pemainnya, terutama dengan gelandang serang Spurs asal Korea Selatan, Son Heung-Min.

Dengan belajar bahasa Korea, Mourinho berharap, bisa berkomunikasi secara lancar dengan Son. Di sisi lain, Son pun dinilai akan lebih nyaman saat berbicara dengan bahasa dari negara asalnya.

''Komunikasi sangat penting dalam sebuah tim. Saat berada dalam tim, sebisa mungkin, saya menyesuaikan dengan bahasa yang mudah mereka mengerti. Untuk para pemain, saya berusaha berbicara dengan bahasa mereka. Itulah kenapa, saya tengah belajar bahasa Korea,'' ujar mantan pelatih Real Madrid itu seperti dilansir The Sun, Kamis (27/8).

photo
Son Heung-min - ( EPA-EFE/Stu Forster)

Di mata Mourinho, Son merupakan pemain yang istimewa. Sejak Spurs resmi ditangani oleh Mourinho, gelandang serang berusia 28 tahun itu telah mencetak 12 gol di semua ajang. ''Dia adalah pemain fantastis dan saya senang dengan kehadirannya di tim ini. Bahkan, anak saya memanggil di Sonaldo,'' kata Mourinho.

Menggantikan Mauricio Pochettino pada November tahun lalu, Mourinho akhirnya berhasil membawa Spurs finis di peringkat keenam klasemen akhir Liga Primer Inggris musim lalu. Padahal, Spurs sempat terpuruk di peringkat ke-14 pada awal musim lalu.

Kini, pada musim keduanya menangani Tottenham, pelatih asal Portugal itu berambisi untuk bisa membawa The Lilywhites meraih trofi pada musim depan.

''Saya masih melihat tim ini memiliki potensi yang besar, termasuk dengan kemungkinan untuk bisa bersaing meraih trofi. Mereka nyaris melakukannya di Liga Champions pada musim 2018/2019. Jadi, sekarang tantangannya adalah membawa sesuatu yang spesial buat klub ini pada musim depan,'' tegas pelatih berjuluk the Special One tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement