Kamis 27 Aug 2020 16:47 WIB

PTBA Revisi Target Produksi di 2020

Penerapan lockdown di sejumlah negara sangat berdampak terhadap permintaan batu bara.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
  Aktivitas tambang Batu bara PT Bukit Asam (PTBA) Tbk di lokasi Unit Pertambangan Tanjung Enim, Sumatera Selatan (Sumsel).   (Republika/Maspril Aries(
Aktivitas tambang Batu bara PT Bukit Asam (PTBA) Tbk di lokasi Unit Pertambangan Tanjung Enim, Sumatera Selatan (Sumsel). (Republika/Maspril Aries(

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) merevsi target produksinya pada tahun ini. Emiten tambang tersebut memangkas target produksi batu bara yang awalnya dipatok sebesar 29,9 juta ton menjadi 25,5 juta ton.

Direktur Keuangan PTBA Mega Satria mengakui penyesuaian target kinerja tersebut dilakukan karena merespons dampak dari pandemi Covid-19. Menurut Mega, penyesuaian perlu dilakukan karena terjadinya penurunan permintaan baik untuk pasar ekspor dan domestik.

Baca Juga

"Penerapan lockdown di sejumlah negara sangat berdampak terhadap permintaan di pasar ekspor," kata Mega, Kamis (27/8).

Mega mengatakan, saat ini terdapat beberapa hal yang menjadi prioritas Perseroan dalam menghadapi kondisi pandemi ini. Perseroan saat ini lebih memprioritaskan untuk menekankan efisiensi biaya di semua lini.

"Kami meninjau ulang potensi-potensi penurunan biaya baik dari nilai tarif maupun dari pola kerja dan prosesnya," terang Mega.

Mega menambahkan, Perseroan juga melakukan perbaikan-perbaikan dari sisi proses produksi. Di samping itu, Perseroan terus melakukan upaya perluasan pasar khususnya untuk pasar ekspor.

Dari pasar domestik, Mega menuturkan, Perseroan masih memiliki kontrak panjag dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta beberapa perusahaan lainnya. "Kami juga terus masuk ke beberapa buyer baru yang ada di Indonesia," kata Mega.

Mega mengatakan Perseroan saat ini sedang mencermati perkembangan beberapa negara untuk meningkatkan ekspor, khususnya di India dan China yang merupakan importir batu bara terbesar. Selain itu, Perseroan akan berupaya masuk ke pasar baru seperti Brunei Darussalam,  Australia, dan Vietnam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement