Kamis 27 Aug 2020 15:06 WIB

Taiwan Peringatkan Konflik di Laut Cina Selatan

Taiwan berharap China menahan diri dan tak melakukan provokasi di LCS.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Peta klaim Laut China Selatan
Foto: wikipedia
Peta klaim Laut China Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memperingatkan tentang potensi pecahnya konflik yang tak disengaja akibat ketegangan di Laut Cina Selatan (LCS) dan sekitar Taiwan. Dia menyarankan agar komunikasi tetap dijaga guna menghindari hal yang tak diinginkan.

“Risiko konflik membutuhkan pengelolaan yang cermat oleh semua pihak terkait. Kami berharap dan berharap bahwa Beijing akan terus menahan diri sesuai dengan kewajiban mereka sebagai kekuatan regional utama,”kata Tsai dalam forum yang diselenggarakan the Australian Strategic Policy Institute, Kamis (27/8).

Baca Juga

Tsai mengatakan komunitas internasional telah mengikuti dengan cermat situasi di Hong Kong serta militerisasi Cina di LCS. Akibatnya sekarang ada pengawasan yang lebih ketat atas situasi di Selat Taiwan.

"Keprihatinan yang signifikan terus berlanjut atas potensi kecelakaan, mengingat peningkatan aktivitas militer di wilayah tersebut. Oleh karena itu, kami yakin penting bagi semua pihak untuk menjaga jalur terbuka dan komunikasi untuk mencegah salah tafsir atau kesalahan perhitungan," ujarnya.

Kendati demikian, Tsai tak menampik bahwa Taiwan perlu memperkuat kemampuan pertahanannya. Hal itu telah menjadi prioritas dari pemerintahannya. "Kami melakukan ini karena kami tahu bahwa dalam kaitannya dengan situasi kami saat ini, kekuatan dapat dikaitkan dengan pencegahan. Ini juga mengurangi risiko petualangan militer," katanya.

Tsai menegaskan kembali komitmennya pada perdamaian, termasuk kesediaannya melakukan dialog dengan China. "Kami terbuka untuk berdiskusi dengan Cina, selama mereka berkontribusi pada hubungan yang menguntungkan," ucap Tsai.

Namun  Tsai menekankan China harus menerima bahwa sebagai negara demokrasi, hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depannya. Pemerintah Cina telah menolak melakukan dialog dengan Tsai. Beijing memandangnya sebagai seorang separatis yang ingin memisahkan Taiwan dari Cina dan mendeklarasikan kemerdekaan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement