Rabu 26 Aug 2020 21:21 WIB

Ketika Para Pembesar Mesir Hendak Fitnah Nabi Yusuf AS

Para pembesar Mesir melakukan fitnah terhadap Nabi Yusuf AS.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Para pembesar Mesir melakukan fitnah terhadap Nabi Yusuf AS. Sungai Nil Mesir.
Foto: google.com
Para pembesar Mesir melakukan fitnah terhadap Nabi Yusuf AS. Sungai Nil Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Alquran telah mengabadikan kasus fitnah yang pernah dialami Nabi Yusuf AS. Diceritakan bahwa para pembesar Mesir menjebak Nabi Yusuf berduaan dengan seorang perempuan keluarga kerajaan.

Nabi Yusuf merupakan seorang Nabi Allah SWT yang diberikan ketampanan dan berakhlak baik. Ketampanannya pun mengundang simpati kaum perempuan, yang kemudian berakhir dengan fitnah yang menghebohkan.

Baca Juga

Dalam buku “Jihad Melawan Relegious Hate Speech”, Prof Nasaruddin Umar menjelaskan, kisah Nabi Yusuf cermin bagi bangsa ini bahwa godaan kehidupan bisa menimpa siapa saja, khususnya pejabat negara.

Prof Nasaruddin menceritakan, Yusuf adalah sosok yang rendak hati, tampan dan berakhlak baik. Tak mengherankan jika ia sangat dicintai ayahnya. Namun, hal ini justru memantik kecemburuan saudara-saudara Yusuf.

Singkat cerita, akhirnya Yusuf dibuang saudaranya di sebuah sumur yang ada di tengah padang pasir. Lalu, Yusuf dipungut anggota kafilah dan dijual kepada keluarga raja. Setelah tumbuh menjadi remaja dan dewasa, ketampanan, kecerdasan, dan kearifannya pun semakin menonjol.

Sosok Yusuf pun dikagumi ibu angkatnya yang tak lain adalah istri dari pejabat Mesir saat itu. Maka, dimulailah drama yang tidak diinginkan Yusuf. Puncak peristiwa yang menghebohkan publik itu terjadi ketika sang istri pejabat meminta Yusuf memasuki kamarnya dan berusaha membujuknya agar mau melayani syahwatnya.

Yusuf pun sadar bahwa dia sedang digoda. Karena itu, Yusuf tetap teguh menjaga kehormatannya dan memilih meninggalkan sang istri pejabat itu sendirian. Merasa diacuhkan, sang istri pejabat itu akhirnya mengejar Yusuf dan terus memaksanya untuk melayani.

Namun, semua usaha istri pejabat itu gagal dan Yusuf tetap menolaknya. Pergulatan pun terjadi hingga menyebabkan kerkoyaknya baju Yusuf di bagian belakang. Sementara, di luar kamar sudah berdiri sang raja dan ajudannya.

Sang istri pejabat pun berusaha membalikkan fakta. Hal ini terekam jelas dalam Alquran, surat Yusuf ayat 25, yang artinya:

وَاسْتَبَقَا الْبَابَ وَقَدَّتْ قَمِيصَهُ مِنْ دُبُرٍ وَأَلْفَيَا سَيِّدَهَا لَدَى الْبَابِ ۚ قَالَتْ مَا جَزَاءُ مَنْ أَرَادَ بِأَهْلِكَ سُوءًا إِلَّا أَنْ يُسْجَنَ أَوْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan istrimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan adab yang sedih?” (QS Yusuf [12]: 25).

Yusuf pun membela diri, sebelum akhirnya ia diselamatkan oleh teriakan seorang bayi yang belum saatnya bicara, menjelaskan kronologis tragedi Yuduf dan istri pejabat itu.

إِنْ كَانَ قَمِيصُهُ قُدَّ مِنْ قُبُلٍ فَصَدَقَتْ وَهُوَ مِنَ الْكَاذِبِينَ وَإِنْ كَانَ قَمِيصُهُ قُدَّ مِنْ دُبُرٍ فَكَذَبَتْ وَهُوَ مِنَ الصَّادِقِينَ

“Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar.” (QS  Yusuf [12]: 26-27).

Menurut Prof Nasaruddin, fitnah yang menimpa Nabi Yusuf tersebut adalah sesuatu yang juga mungkin terjadi di dalam kehidupan nyata saat ini. Menurut dia, seorang pejabat publik dan tokoh seleberiti harus selalu berhati-hati karena sebuah musibah pada awalnya selalu berasal dari hubungan yang biasa-biasa lalu berlanjut menjadi hubungan serius dan pada saatnya menggemparkan masyarakat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement