Rabu 26 Aug 2020 18:07 WIB

Pemerintah Korsel Minta Dokter yang Mogok Kembali Bekerja

Ribuan dokter di Seoul mogok kerja karena memprotes beberapa rencana pemerintah.

Dokter mengenakan masker (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Dokter mengenakan masker (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan memerintahkan para dokter yang akan memulai mogok kerja selama tiga hari di Kota Seoul untuk kembali merawat pasien. Ribuan dokter di Seoul mogok kerja karena memprotes beberapa rencana pemerintah.

Salah satunya usulan menambah jumlah dokter untuk mengantisipasi krisis kesehatan seperti pandemi COVID-19. Saat ini, sejumlah dokter magang/koas masih mogok kerja. Sementara ribuan dokter lainnya akan mogok kerja selama tiga hari mulai hari ini, Rabu (26/8).

Baca Juga

Aksi protes itu berlangsung saat Korsel mengumumkan 320 orang positif tertular COVID-19 dalam 24 jam terakhir pada Selasa (25/8)malam. Dalam waktu lebih dari satu minggu, jumlah kasus positif harian di Korsel mencapai angka tiga digit.

Mogok kerja para dokter hari ini menyebabkan lima rumah sakit umum utama di Korsel membatasi jam operasional dan menunda waktu operasi pasien.

Kelompok dokter awal minggu ini telah menyepakati isi perjanjian dengan pemerintah. Salah satunya menjamin mereka akan terus merawat pasien COVID-19. Namun, dua pihak belum menyepakati berbagai persoalan lain yang lebih luas.

“Pemerintah saat ini tidak lagi punya pilihan kecuali menempuh jalur hukum seperti perintah agar mereka kembali bekerja dan tidak menempatkan nyawa serta keselamatan masyarakat dalam bahaya,” kata Menteri Kesehatan Korsel, Park Neung-hoo saat sesi pengarahan.

“Kami meminta seluruh dokter magang dan dokter lainnya untuk segera kembali bekerja,” ujar dia.

Ia mengatakan Asosiasi Dokter Korea Selatan (KMA) dan Asosiasi Dokter Magang Korea Selatan (KIRA) telah menolak beberapa tawaran pemerintah.

sumber : antara/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement