REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Rapper Amerika Serikat, Kanye West, yang membuat sepatu pada 2009 lalu dituduh tidak menghormati Islam. Karena dia menyebut dua edisi terbaru sepatu Yeezy Boost miliknya dengan nama malaikat dalam agama Islam.
Adidas juga mengungkapkan sepatu baru Yeezy Boost 350 V2 bernama Israfil dan Yeezy Boost 350 V2 bernama Asriel (Izrail) pekan lalu.
Banyak yang berkicau di Twitter untuk mengkritik rapper tersebut dan Adidas. Ada petisi yang telah diluncurkan untuk memboikot dan mengubah nama sepatunya.
"Memberi nama sepatu dengan nama Malaikat yang penting dalam agama Islam, sangat tidak sopan," tulis salah satu pengguna Twitter, memperingatkan agar tokoh agama harus dijauhkan dari desain sepatu.
"@Adidas yang terhormat, saya akan BERHENTI membeli dan menggunakan produk anda jika nama sepatu terbaru Kanye West itu tidak diubah karena TIDAK MENGHORMATI Islam," kata pengguna Twitter yang lain.
Kritikus lain menuduh West dan Adidas membuat olok-olok Islam setelah pembukaan desain sebagai taktik pemasaran yang jelas bertujuan untuk mendapatkan publisitas maksimum.
Kontroversial ini datang di tengah pencalonan rapper berusia 43 tahun ini untuk menjadi presiden Amerika Serikat. West berencana untuk menantang pemimpin Amerika Serikat saat ini Donald Trump dan Joe Biden dari Demokrat untuk memperebutkan jabatan tertinggi di Amerika Serikat pada November.
West baru-baru ini dikeluarkan dari pemungutan suara di lima negara bagian. Yakni Illinois, Montana, Ohio, West Virginia dan Wisconsin.
Meskipun nama sepatu Yeezy Boost telah memicu protes dari beberapa orang, sepatu Israfil telah terjual habis dan model Asriel akan dirilis bulan depan.
"Telah menjadi perhatian komunitas Muslim global bahwa Adidas telah mengizinkan produksi sepatu yang dinamai malaikat agung dalam agama Islam," kata petisi yang ingin mengubah nama sepatu.
"Hingga pemberitahuan lebih lanjut, kami meminta semua Muslim untuk memboikot produk Adidas, menghentikan semua penjualan produk Adidas oleh toko ritel pihak ketiga milik Muslim hingga Adidas menghentikan produksi komoditas ini," kata petisi.
Sementara itu, West dan Adidas belum menanggapi kontroversi tersebut. Dilansir dari Middle East Monitor, Rabu (26/8).
Ikuti Whatsapp Channel Republika
