Rabu 26 Aug 2020 14:53 WIB

Diplomat: Australia Khianati China untuk Untungkan AS

Seruan Australia untuk penyelidikan Covid-19 merusak hubungan dengan China.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Ketegangan hubungan China-Australia (ilustrasi).
Foto: Republika
Ketegangan hubungan China-Australia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Diplomat senior China menyamakan langkah Australia mendorong penyelidikan independen terhadap sumber virus Corona dengan pengkhianatan terhadap diktator Romawi Julius Caesar. Menurutnya langkah Negeri Kanguru itu untuk menguntungkan Amerika Serikat (AS).

Hal ini disampaikan Wakil Kepala Misi China di Australia, Wang Xining dalam acara di National Press Club. Acara tersebut membahas langkah Australia yang mendorong  penyelidikan independen mengenai sumber dan respons internasional pandemi virus Corona. 

Baca Juga

Langkah ini dinilai merusak hubungan bilateral China dan Australia. Hal itu mendorong Pemerintah China menolak panggilan telepon menteri-menteri Australia dan mengganggu ekspor Negeri Kanguru.

"(Seruan Australia) muncul ketika pemerintah Amerika Serikat mencoba sekuat tenaga menyalahkan China atas kegagalan mereka dalam mengendalikan penyebaran penyakit dan mengabaikan tanggung jawab," kata Wang, Rabu (26/8).

Saat membahas langkah Australia tersebut, Wang mengutip adegan dalam drama 'Julius Caesar'. Ketika diktaktor Romawi tersebut baru sadar temannya  Marcus Junius Brutus salah satu orang yang merencanakan pembunuhannya.

"Ini hampir identik dengan hari-hari terakhir Julius Caesar ketika ia melihat Brutus mendekatinya, dan berkata Et tu, Brute," kata Wang yang menggunakan bahasa Latin yang artinya 'Dan engkau juga, Brutus?'.

Mejelis Kesehatan Dunia (WHA), semua struktur pemerintahan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mendorong penyelidikan sumber wabah Covid-19. Wang mengatakan penyelidikan WHA 'sepenuhnya berbeda' dari yang diajukan Australia.

China menjaga hubungan antarmenteri dengan Amerika Serikat serta beberapa pemerintah yang mendukung sikap Australia seperti Jepang, Jerman dan Prancis. Wang membantah tuduhan membedakan Negeri Kanguru menyusul langkah Beijing membekukan hubungan antar menteri.

"Saya pikir ada  interpretasi yang sangat timpang mengenai apa yang terjadi di antara kami," kata Wang pada wartawan. 

Ia menolak menjawab apakah hubungan China-Australia akan membaik setelah pemilihan presiden AS. Ia mengatakan komentar China mengenai pemilihan umum di negara lain sama dengan intervensi urusan domestik negara itu. Wang menegaskan Beijing menghormati strategi Australia bersekutu dengan AS.

"Tidak ada masalah untuk memiliki sekutu, masalahnya adalah apakah Anda mengincar pihak ketiga dengan kekuatan persekutuan itu," kata Wang.

"Jika kami menemukan niatan menggunakan kekuatan persekutuan untuk menjatuhkan Cina atau menekan Cina hingga jatuh, seperti yang sedang dilakukan sejumlah politisi AS saat ini, maka kami akan mengungkapkan dengan jelas oposisi dan posisi kami," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement