Rabu 26 Aug 2020 09:17 WIB

UB Tambah Dua Profesor Baru

Harsuko Riniwati dan Sri Mangesti Rahayu dikukuhkan sebagai profesor

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Universitas Brawijaya mengukuhkan dua profesor baru.
Foto: Dok. Humas UB
Universitas Brawijaya mengukuhkan dua profesor baru.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Jumlah profesor di Universitas Brawijaya (UB) bertambah dua orang yakni Harsuko Riniwati dan Sri Mangesti Rahayu. Keduanya dikukuhkan sebagai profesor di Gedung Widyaloka, UB, Kota Malang pada Selasa (25/8).

Harsuko Riniwati dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang ilmu sosial ekonomi perikanan. Dia menjadi profesor aktif ke-12 dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dan ke-263 dari seluruh Profesor UB.

Selanjutnya, Sri Mangesti dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang ilmu keuangan bisnis. Dia menjadi profesor aktif ke-11 dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA). Selain itu, profesor ke-264 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan UB.

Harsuko Riniwati mengungkapkan pandangannya tentang metode baru pemberdayaan masyarakat nelayan. Lebih tepatnya tentang pembangunan masyarakat nelayan dengan pendekatan pemberdayaan metode piramida terbalik. Pengusungan tema ini tidak lepas dari kondisi masyarakat nelayan yang masih erat dengan kemiskinan.

Menurut Harsuko, aspek sosial belum tersentuh pembangunan di perikanan dan kelautan. Selama ini pemberdayaan masyarakat nelayan masih mengutamakan indikator ekonomi. Padahal, ia melanjutkan, aspek sosial juga menjadi hal yang penting.

"Dan itu ditunjukkan dengan rendahnya indeks sosial pada masyarakat nelayan," ungkapnya.

Melihat masalah tersebut, Harsuko menilai, perlunya dilakukan strategi pembangunan masyarakat nelayan. Salah satunya dengan melakukan pendekatan yang berbeda yakni menambahkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Hal tersebut dinilai turut menyentuh aspek sosial yang bersifat intangible (tidak berwujud).

Sementara Sri Mangesti Rahayu mengungkapkan pandangannya terkait pembaharuan kebijakan pemerintah untuk BUMN. Hal ini dipertegas dalam pidato ilmiahnya yang berjudul “Politik Keuangan Bisnis dalam Penguatan BUMN untuk Kepentingan Negara dan Rakyat”. Melalui pidato ini, dia menyampaikan rekomendasi kebijakan politik keuangan bisnis pada BUMN.

"Yaitu tentang bagaimana pemerintah mengatur bisnis sektor publik untuk mencari keuntungan dan tetap melayani masyarakat," jelasnya dalam keterangan pers yang diterima Republika, Selasa (25/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement