Rabu 26 Aug 2020 09:06 WIB

51.492 Turis ke Gunung Kidul Saat Libur Tahun Baru Islam

Kunjungan tersebut telah mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat.

Wisatawan menikmati pemandangan kawasan Pantai Parangtritis dari atas Bukit Paralayang di Purwosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta (ilustrasi)
Foto: Henda Nurdiyansyah/ANTARA
Wisatawan menikmati pemandangan kawasan Pantai Parangtritis dari atas Bukit Paralayang di Purwosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Sebanyak 51.492 wisatawan menikmati sejumlah objek wisata di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, selama libur panjang tahun baru Hijriah. Kunjungan tersebut mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat, khususnya pelaku wisata di wilayah itu.

Sekretaris Dinas Pariwisata Gunung Kidul Harry Sukmono di Gunung Kidul, Rabu (26/8) mengatakan libur panjang minggu lalu mampu mendongkrak kunjungan wisawatan untuk menikmati potensi wisata yang ada di Gunung Kidul. "Berdasarkan data yang masuk, jumlah wisatawan selama Rabu (19/8) hingga Ahad (23/8) yang berlibur ke Gunung Kidul sebanyak 51.492 orang dengan pendapatan retribusi wisata sebesar Rp 428,23 juta. Pendapatan dan jumlah kunjungan wisatawan tersebut di luar proyeksi kami. Hal ini mengingat saat ini masih pada masa pandemi Covid-19," kata Harry.

Baca Juga

Ia mengatakan pada pandemi Covid-19 tetap menghadirkan kerinduan masyarakat untuk berlibur. Selama libur panjang tahun baru Hijriah, Dispar Gunung Kidul menerapkan protokol kesehatan secara ketat, petugas tidak akan segan-segan memaksa wisatawan untuk memakai masker dan membeli masker. "Kami menyadari wisatawan adalah tamu di Gunung Kidul, tapi kami juga tidak mengharapkan sektor pariwisata akan menyebabkan klaster baru penyebaran Covid-19. Kami mengucapkan terima kasih kepada wisatawan yang berlibur ke Gunung Kidul," katanya.

Harry juga mengakui libur tahun baru Hijriah juga menggeliatkan perekonomian masyarakat di Gunung Kidul, khususnya penyedia jasa usaha pariwisata mulai dari pusat oleh-oleh, rumah makan, hotel atau penginapan hingga travel. Meski tidak begitu signifikan, setidaknya ada pergerakan ekonomi di masyarakat. "Kami menyadari untuk memulihkan kembali ekonomi bisa dimulai dari sektor pariwisata. Untuk itu, kami mengajak masyarakat dan pelaku wisata bersinergi menerapkan protokol kesehatan sektor pariwisata secara ketat," ujarnya.

Lebih lanjut, Harry mengatakan kawasan pantai menjadi sasaran kunjungan karena areanya luas dan banyak pilihan seperti Pantai Baron, Kukup hingga Wediombo. Pantai di Gunung Kidul memiliki karakteristik berbeda-beda, sehingga pengunjung tidak bosan untuk datang. Namun demikian, masih ada kawasan pantai yang belum melakukan uji coba yakni Pantai Ngeden.

Untuk obyek wisata lainnya juga belum melakukan uji coba seperti Hutan Wonosadi, Gunung Gambar, Gunung Ireng, Embung Batara Sriten, Gunung Gentong, dan Gren Village. Untuk pengunjung kawasan wisata pihaknya tetap mewajibkan pengunjung mematuhi protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker, dan mengisi aplikasi Visit Jogja. Pengelola wisata wajib menyediakan tempat cuci tangan, dan sarana lainnya.

"Kami akan membuka seluruh objek wisata di Gunung Kidul secara bertahap. Sesuai kesiapan sarana dan prasarana di objek wisata masing-masing. Hal itu syarat mutlak untuk mendapat izin uji coba pembukaan objek wisata," katanya.

Sementara Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunung Kidul Marjono saat libur tahun baru Hijriah melakukan razia pemakaian masker terhadap wisatawan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement