Selasa 25 Aug 2020 18:46 WIB

Dampak Pandemi, Astra Otoparts Rugi Rp 296 Miliar

Kebijakan PSBB membuat bisnis Astra Otoparts terdampak besar.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Dampak pandemi terhadap kegiatan bisnis. ilustrasi
Foto: Tim infografis Republika
Dampak pandemi terhadap kegiatan bisnis. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astra Otoparts Tbk membukukan kerugian pada paruh pertama tahun ini. Menurut Presiden Direktue Astra Otoparts, Hamdani Dzulkarnaen Salim, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap pasar otomotif terutama pada kuartal kedua.

Pada semester I 2020, Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 296 miliar dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp 246 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh penurunan pendapatan dari segmen pasar Original Equipment Manufacturer (OEM) dan pasar suku cadang pengganti.

Baca Juga

"Di kuartal kedua, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) membuat bisnis kami terdampak besar karena banyak perusahaan atau dealer kami yang tidak beroperasi sehingga kondisi itu sangat berpengaruh ke prusahaan," kata Hamdani dalam gelaran Public Expose Live, Selasa (25/8).

Di sisi lain, Perseroan membukukan pendapatan bersih konsolidasian sebesar Rp 5,65 triliun di sepanjang semester I 2020. Perolehan tersebut turun sebesar 25,5 persen dibandingkan periode yang sama di 2019.

Penurunan itu disebabkan oleh merosotnya pendapatan baik dari segmen usaha manufaktur dan perdagangan yang secara berturut-turut memberikan kontribusi penjualan sebesar 45 persen dan 55 persen terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.

Secara umum, Hamdani menjelaskan, kondisi pasar saat ini mengalami penurunan, baik untuk kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua. Keduanya masing-masing turun sebesar 45 persen dan 41 persen.

Tidak hanya pasar domestik, Hamdani menuturkan, aktivitas ekspor Perseroan pun turut terpengaruh. Pasalnya, sebagian besar negara tujuan ekspor menerapkan lockdown secara ketat. Untuk ekspor, Perseroan setidaknya melayani lebih dari 40 negara di kawasan Afrika, Amerika, Asia Oseania, Eropa, dan Timur Tengah.

Ke depannya, Hamdani berharap kondisi ini bisa segera membaik. Dia melihat industri otomotif mulai pulih kembali di kuartal ketiga. "Dengan melihat progres yang ada sekarang, memang kita ada di tren yang membaik saat ini, kami sangat berharap itu bisa lebih cepat," tutup Hamdani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement