Selasa 25 Aug 2020 15:02 WIB

Wika Perbaiki Kinerja di Semester II

Pada semester I 2020, Wika hanya membukukan laba bersih sebesar Rp 324,75 miliar.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Wijaya Karya
Wijaya Karya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Wijaya Karya Tbk (Wika) berkomitmen akan memperbaiki kinerja pada semester kedua 2020. Direktur Utama Wika Agung Budi Waskito mengakui, pada kuartal kedua khususnya, tantangan pada sektor konstruksi memang cukup berat.

"Sejumlah proyek terhenti atau mengalami perlambatan akibat keterbatasan akses material maupun penambahan pekerja yang akan masuk ke area proyek," kata Agung dalam gelaran Public Expose Live, Selasa (25/8).

Baca Juga

Menurut Agung, semester II 2020 akan menjadi momentum bagi Wika untuk memulihkan ritme pekerjaan. Terlebih lagi, sektor infrastruktur dengan penyerapan tenaga kerja masif menjadi salah satu andalan pemerintah untuk memulihkan roda perekonomian. Ini menjadi peluang besar dan perlu dimanfaatkan dengan optimal.

"Kami memetakan lagi proyek-proyek yang memiliki skema pembayaran yang lebih cepat sehingga likuiditas keuangan kita tetap sehat. Untuk itu, kami lebih fokus kepada proyek yang berasal dari pemerintah dan BUMN," jelas Agung.

Sebagai informasi pada semester I 2020, Wika hanya membukukan laba bersih sebesar Rp 324,75 miliar. Capaian tersebut jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 890,88 miliar.

Adapun capaian laba bersih pada semester pertama tahun ini didukung oleh penjualan Perseroan sebesar Rp 7,13 triliun yang mayoritasnya disumbangkan oleh proyek infrastruktur dan gedung. Kontribusi lainnya berasal dari sektor industri, energi dan industrial plant, serta realti dan properti.

Hingga akhir tahun, Direktur Keuangan Wika Ade Wahyu, memproyeksi kinerja keuangan Perseroan pun masih akan cukup terbebani. "Laba bersih di sisa akhir tahun diproyeksikan sekitar Rp 208 miliar," kata Ade.

Sementara dari sisi penjualan, Ade memproyeksi Wika masih mampu mencatatkan penjualan untuk segmen pemerintah sebesar Rp 23 triliun dan segmen non pemerintah sebesar Rp 16 triliun. Sedangkan perolehan kontrak baru diproyeksi mencapai Rp 21,3 triliun sampai akhir tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement