Selasa 25 Aug 2020 13:26 WIB

Kolombia Terapkan Karantina Selektif

Pemerintah akan tetap lakukan pembatasan sosial sambil melakukan evaluasi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara dengan alat pelindung di tengah patroli pandemi COVID-19 di Ciudad Bolivar, sebuah daerah dengan kasus tinggi virus corona baru di Bogota, Kolombia, Senin, 13 Juli 2020.
Foto: AP/Fernando Vergara
Tentara dengan alat pelindung di tengah patroli pandemi COVID-19 di Ciudad Bolivar, sebuah daerah dengan kasus tinggi virus corona baru di Bogota, Kolombia, Senin, 13 Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Kolombia akan memasuki masa karantina "selektif" menyusul pencabutan penguncian nasional pada akhir Agustus mendatang. Pembatasan sosial tetap berlangsung sembari pemerintah melakukan evaluasi penanganan pandemi virus Corona.

"Pada 1 September, fase baru dimulai di mana kami mengubah konsep isolasi wajib preventif dengan sejumlah besar pengecualian menjadi konsep isolasi selektif, jarak, tanggung jawab individu," ujar Presiden Kolombia Ivan Duque.

Baca Juga

Bogota akan mengakhiri lockdown lebih awal dari rencana pemerintah pusat. Hal ini karena tingkat pendudukan di unit perawatan intensif telah turun. Bogota menyumbang sepertiga dari total kasus infeksi virus Corona di Kolombia.

Sebelumnya, wali kota Bogota tetap memberlakukan penguncian ketat meski pemerintah pusat telah melonggarkan penguncian nasional."Rabu (26/8) ini semua karantina di lingkungan kami akan sepenuhnya berakhir," ujar Wali Kota Bogota, Claudia Lopez.

Menjelang akhir Juli, tingkat okupansi di seluruh unit perawatan intensif di Bogota meningkat hingga 93,2 persen. Pada Ahad (23/8) lalu, tingkat okupansi di unit perawatan intensif menurun menjadi 77,6 persen. Hingga saat ini lebih dari 176 ribu warga Kolombia telah meninggal dunia karena virus Corona.

Kolombia akan berpartisipasi dalam uji coba vaksin virus Corona fase ketiga dengan Johnson & Johnson. Kementerian Kesehatan menyatakan, uji coba itu akan melibatkan 60 ribu sukarelawan sehat di seluruh dunia antara usia 18 dan 60 tahun, yang akan menerima satu dosis vaksin.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement