Selasa 25 Aug 2020 12:13 WIB

Jatim Terus Masifkan Tes Covid-19

Jatim mengeklaim rapid test yang dilakukan menjadi yang tertinggi di Indonesia.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi.
Foto: Dok Unair
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur terus memasifkan upaya testing dalam upaya mengurangi penyebaran Covid-19. Metode tes yang telus digalakkan adalah rapid test dan polymerase chain reaction (PCR) test.

Ketua Rumpun Kuratif Satgas Covid-19 Jatim, dr. Joni Wahyuhadi mengatakan, hingga 24 Agustus 2020 Jatim sudah melakukan rapid test terhadap 927.529 orang. Joni bahkan mengeklaim, jumlah tersebut menjadi yang tertinggi di Indonesia.

"Dengan populasi sebanyak 40 juta jiwa penduduk di Jatim, dan dengan jumlah rapid test tersebut, maka 1 dari 43 penduduk Jatim telah dirapid test," kata dia, Selasa (25/8).

Sedangkan total tes PCR yang sudah dilakukan, hingga kini sudah mencapai 197.639 sample. Joni melanjutkan, dengan catatan tersebut dan populasi masyarakat Jatim yang sebanyak 40 juta jiwa, artinya 1 dari 222 penduduk sudah dilakukan tes swab PCR.

"Total mesin PCR yang melayani swab di Jatim tersebut sebanyak 53 unit, dan mesin TCM ada 23 unit, dengan kemampuan total testing 4.000-5.349 sampel per hari," ujarnya.

Hingga 24 Agustus 2020, di Jatim tercatat ada 30.635 kasus positif Covid-19. Dari jumlah tersebut, sebanyak 23.953 orang telah sembuh atau setara 78,19 persen. Kemudian sebanyak 2.195 orang meninggal dunia atau 7,17 persen, serta sebanyak 4.487 orang saat ini masih dirawat atau setara 14,64 persen.

Joni menambahkan, berdasarkan zonasi, di Jatim tersisa dua daerah yang masuk zona merah Covid-19. Yakni Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. Sedangkan wilayah yang sudah menjadi zona orange sebanyak 26 daerah, dan zona kuning sebanyak 10 daerah.

"Zona merah di Jatim menurun menjadi hanya tinggal dua, ini merupakan terendah selama dua bulan terakhir," ujar Joni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement