Selasa 25 Aug 2020 10:08 WIB

Menebak Juara Baru MotoGP

Ketidakhadiran Marquez yang cedera panjang jadi celah bagi para pembalap lain.

Fabio Quartararo dari Prancis, dan Valentino Rossi dari Italia menyentuh tinju setelah Quartararo memenangkan balapan dengan Rossi finis ketiga selama balapan MotoGP selama Grand Prix Sepeda Motor Andalucia di pacuan kuda Angel Nieto di arena balap Angel Nieto di Jerez de la Frontera, Spanyol, Minggu 26 Juli 2020
Foto: David Clares/AP
Fabio Quartararo dari Prancis, dan Valentino Rossi dari Italia menyentuh tinju setelah Quartararo memenangkan balapan dengan Rossi finis ketiga selama balapan MotoGP selama Grand Prix Sepeda Motor Andalucia di pacuan kuda Angel Nieto di arena balap Angel Nieto di Jerez de la Frontera, Spanyol, Minggu 26 Juli 2020

REPUBLIKA.CO.ID, SPIELBERG - Grand Prix Styria di sirkuit Red Bull Ring, Austria, akhir pekan lalu menyajikan salah satu pertarungan paling ketat dan penuh kejutan di ajang MotoGP di saat Marc Marquez masih libur panjang karena cedera.

Siapa menyangka tim satelit KTM Tech 3 bakal menjadi headline berkat kecerdikan Miguel Oliveira, yang menunggu Jack Miller dan Pol Espargaro membuat kesalahan di tikungan terakhir jelang finis untuk mengklaim kemenangan perdana baginya di kelas premier.

Baru berjalan lima seri, namun MotoGP telah memunculkan empat juara yang berbeda dan 11 pembalap berbeda yang telah naik podium.

Enam tim teratas di klasemen hanya dipisahkan oleh 33 poin sedangkan Yamaha hanya berjarak satu poin dari Ducati dan unggul enam poin dari KTM di tiga besar klasemen konstruktor, belum terlihat siapa yang dominan.

Honda sementara itu bakal mustahil mengulangi kesuksesan mereka bersama Marc Marquez karena sang juara bertahan harus menjalani pemulihan cedera tulang humerus untuk dua atau tiga bulan ke depan dan tahun 2020 sepertinya bakal muncul juara dunia baru.

Tak ayal musim ini Yamaha dan Ducati menjadi favorit juara setelah dalam beberapa tahun ini berada di bawah bayang-bayang supremasi Honda.

Namun, di tengah musim yang sempat tertunda krisis kesehatan global itu muncul penantang serius yang tak disangka-sangka, KTM. Pabrikan asal Austria itu telah membuktikan dirinya memiliki motor yang mampu memenangi grand prix, pertama, lewat penampilan sensasional rookie Brad Binder di Brno, dan kemenangan di sirkuit kandang mereka lewat Oliveira.

Seperti yang dikatakan Oliveira, pembalap Portugal pertama yang memenangi balapan di kelas premier, semua pebalap musim ini punya peluang untuk memenangi balapan.

"Aku tak tahu apakah ada alasan tertentu, aku rasa ini hanya pendapatku. Di saat Marquez tidak ada, aku rasa setiap orang tiba-tiba mereka merasa bisa memenangi balapan dan kejuaraan," kata Oliveira setelah GP Styria seperti dilansir laman resmi MotoGP.

"Masih belum ada yang difavoritkan untuk perebutan gelar, tapi aku rasa juga masih terlalu dini untuk menentukan itu.

"Semoga di balapan-balapan selanjutnya kita melihat siapa yang lebih konsisten di podium dan membuat poin lebih karena pada akhirnya itu yang akan membuat perbedaan."

Kendati demikian, Oliveira dan demikian pula para pebalap di grid seperti Takaaki Nakagami, Maverick Vinales, Andrea Dovizioso, Fabio Quartararo, dan Valentino Rossi, menyayangkan absennya Marquez tahun ini dan menantikan sang juara dunia MotoGP enam kali lekas pulih agar bisa kembali membalap.

"Seperti karier atlet lainnya, di MotoGP kami juga mengambil banyak resiko. Sayangnya musim yang aneh ini menjadi yang paling sulit bagiku karena cedera ini," kata Marquez dalam video wawancara jelang GP Styria.

Marquez mendapati cederanya setelah terjatuh di balapan seri pembuka yang digelar di Jerez pada 19 Juli dan telah menjalani dua kali operasi karena pelat titanium yang terpasang di tulang lengan atas kanannya patah ketika dia mencoba membuka jendela di rumahnya.

Manajer tim Repsol Honda Alberto Puig menegaskan jika Marquez bakal kembali membalap jika kondisinya sudah benar-benar pulih 100 persen, tak ingin mengambil resiko seperti di GP Andalusia.

Marquez pun hanya bisa menonton para rival mereka bertarung lewat televisi sambil duduk di sofa rumahnya.

"Tapi menyenangkan menontonnya karena kalian tidak tahu siapa yang akan memenangi balapan. Untuk memenangi kejuaraan belum ada seorangpun yang memiliki dorongan ekstra. Melihat kejuaraan kali ini dari rumah menarik juga karena tidak bisa diprediksi," kata dia.

Namun pebalap tersukses Honda itu memiliki prediksinya sendiri siapa yang bakal menjadi juara tahun ini.

"Setelah Jerez aku bisa bilang Fabio, tapi sekarang, di Brno dia sangat kewalahan. Jika ingin menjadi juara kalian harus finis balapan, tapi finis saja tidak cukup, kalian harus berada di depan dan harus menunjukkan kalian ada di sana," kata dia.

Fabio tahun ini juga tidak konsisten di sesi latihan bebas, tidak seperti tahun lalu yang langganan tampil tercepat pada sesi Jumat dan Sabtu.

"Tapi jika aku harus bertaruh, aku mungkin akan memilih antara Dovi dan Fabio. Fabio punya kecepatan dan Dovi punya pengalaman. Mungkin jika Dovi yang menang, setiap orang akan senang, karena dia layak itu, setelah menjadi runner-up tahun lalu. Tapi, Fabio adalah talenta muda dan tahun lalu dia menunjukkan dia sangat cepat, tapi jangan lupakan juga Vinales," kata dia.

Sementara itu Espargaro memiliki 35 poin di peringkat ke-10. Pebalap Spanyol itu juga salah satu penantang utama di 2020. Tanpa terjatuh di GP Ceko dan Austria, siapa yang bisa mengira posisi Espargaro di klasemen saat ini.

Sembilan balapan masih tersisa musim ini hingga 22 November nanti dengan seri penutup yang digelar di Portugal. Perebutan gelar juara pun masih sangat terbuka dan seperti yang dikatakan Marquez, tak bisa diprediksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement