Ketua DPR Minta Waspada Peningkatan Covid-19 Usai Liburan

Ketua DPR meminta agar level RT/RW memperketat prosedur tracking.

Selasa , 25 Aug 2020, 06:19 WIB
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani meminta pemerintah waspada akan klaster-klaster Covid-19 baru usai liburan.
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani meminta pemerintah waspada akan klaster-klaster Covid-19 baru usai liburan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah mewaspadai terkait meningkatnya kasus penularan Covid-19 usai cuti bersama atau liburan Tahun Baru Islam 1442 Hijriah, pada 20-23 Agustus 2020 lalu. Menurutnya banyak masyarakat yang memanfaatkan liburan tersebut untuk bepergian ke luar kota atau ke tempat-tempat wisata, sehingga rentan pada aktivitas yang membuat tertular atau menularkan.

"Kami meminta pemerintah meningkatkan pencegahan penyebaran Covid-19, utamanya selama sepekan ini, karena adanya hari libur di mana banyak orang bepergian ke luar kota atau ke tempat wisata," kata Puan dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/8).

Baca Juga

Ia memaparkan, berdasarkan catatan Jasa Marga, terdapat 153.806 kendaraan kembali menuju Jakarta pada H+2 Tahun Baru Islam, atau Sabtu (22/8). Jika dibandingkan waktu normal, volume kendaraan yang kembali menuju Jakarta naik 41,4 persen.

"DPR RI meminta pemerintah tetap melakukan sosialisasi pencegahan penyebaran Covid-19 dengan penerapan pola hidup bersih dan sehat, jaga jarak aman, hindari keramaian orang, dan lakukan tes kesehatan," ujarnya.

Mantan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) tersebut meminta agar level RT/RW memperketat prosedur tracking. Hal itu diperlukan untuk melacak riwayat perjalanan orang-orang yang baru bepergian semasa libur kemarin.

"Waspadai klaster-klaster baru di level keluarga," ungkapnya.

"Kami merasakan kekhawatiran masyarakat akibat pandemi Covid-19. Pemerintah harus bisa meningkatkan penanganan Covid-19, termasuk memberikan insentif untuk menunjang kesehatan tenaga medis dan nonmedis yang melayani pasien Covid-19," imbuhnya.