Selasa 25 Aug 2020 02:06 WIB

13 Ekor Gajah Liar Rusak Kebun Warga Aceh Barat

Gangguan gajah liar membuat petani merugi.

13 Ekor Gajah Liar Rusak Kebun Warga Aceh Barat. Pawang gajah (mahout) dan petugas Balai Konservasi Sumber Data Alam (BKSDA) Aceh (kanan) menarik seekor gajah liar betina (tengah) yang berhasil ditangkap di Desa Tangga Besi, Kota Subulussalam, Aceh. Ilustrasi
Foto: Antara/Irwansyah Putra
13 Ekor Gajah Liar Rusak Kebun Warga Aceh Barat. Pawang gajah (mahout) dan petugas Balai Konservasi Sumber Data Alam (BKSDA) Aceh (kanan) menarik seekor gajah liar betina (tengah) yang berhasil ditangkap di Desa Tangga Besi, Kota Subulussalam, Aceh. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Sebanyak 13 ekor gajah liar merusak sejumlah tanaman kebun milik masyarakat di Desa Seumantok, Kabupaten Aceh Barat. Tanaman kebun yang dirusak kawanan satwa liar di Desa Semantok, Kecamatan Pante Ceureumen itu adalah kelapa sawit, pinang serta kebun kelapa milik petani.

“Untuk sementara tidak ada warga yang mengungsi akibat gangguan gajah liar ini, namun dampak kerusakan yang ditimbulkan menyebabkan petani merugi,” kata Camat Pante Ceureumen, Aceh Barat, Teuku Juanda, Senin (24/8).

Baca Juga

Menurutnya, gangguan belasan ekor gajah liar tersebut sudah terjadi sejak Sabtu hingga Ahad (22-23/8) malam hari, di lokasi perkebunan warga yang jauh dari pemukiman penduduk, ketika masyarakat sudah kembali ke desa. Akibatnya, banyak tanaman produktif yang rusak.

“Untuk jumlah lahan kebun yang rusak saya belum bisa memastikannya, namun petani sangat terdampak,” kata Teuku Juanda.

Teuku Juanda berharap persoalan gangguan gajah liar yang kini mulai terjadi agar segera mendapatkan perhatian serius dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSA) Provinsi Aceh, untuk mendapatkan penanggulangan. Ia khawatir apabila gangguan belasan gajah liar tersebut tidak segera ditangani, tidak menutup kemungkinan gajah akan memasuki pemukiman warga.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement