Senin 24 Aug 2020 21:00 WIB

Wapres: Disiplin Protokol Kesehatan tidak Boleh Dikendurkan

Wapres mengatakan vaksin masih roses disiplin protokol kesehatan tak boleh kendur

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Presiden Maruf Amin
Foto: Dok. KIP/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan masyarakat tetap melaksanakan gerakan nasional disiplin protokol kesehatan. Ma'ruf mengatakan, kebiasaan menggunakan masker, jaga jarak dan menghindari kerumunan serta mencuci tangan harus terus dilakukan, meskipun Indonesia telah memperoleh komitmen penyediaan vaksin Covid-19.

Sebab, produksi vaksin Covid-19 saat ini masih proses uji klinis, sehingga produksi baru dapat dilakukan di akhir tahun 2020. "Selama semuanya (vaksin) masih dalam proses, disiplin protokol kesehatan tidak boleh dikendurkan," ujar Ma'ruf melalui akun instagram resminya @kyai_marufamin, Senin (24/8).

Baca Juga

Ma'ruf menerangkan, Indonesia memang telah memperoleh komitmen penyediaan 290 juta dosis vaksin Covid-19 hingga 2021. Ini merupakan kesepakatan antara pemerintah melalui Biofarma dengan kerja sama berbagai pihak. Indonesia juga, kata Ma'ruf, memiliki kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan sendiri. 

"Sejumlah institusi riset di dalam negeri tengah melakukan pengembangan vaksin merah putih, tapi selama semuanya masih dalam proses disiplin protokol kesehatan tidak boleh dikendurkan," kata Ma'ruf.

Ma'ruf mengatakan dalam rapat terbatas hari ini yang dipimpin Presiden Joko Widodo tentang laporan penanganan Covid-19, Pemerintah menekankan jajaran kepala daerah, di kementerian maupun lembaga untuk mewaspadai peningkatan kasus Covid-19. Sebab, sejumlah negara telah melaporkan kembali peningkatan kasus Covid-19.

"Bekerja lebih keras dan bersatu melawan Covid-19, menyeimbangkan gas dan rem antara penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi dalam takaran yang tepat," ujar Ma'ruf.

"kuncinya semua harus baru membahu saling mengingatkan untuk kebaikan dan kesabaran," ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement