Senin 24 Aug 2020 19:35 WIB

Warga Surabaya Diminta Waspadai Penipuan Loker Puskesmas

Sebagian korban ada yang sudah membayar Rp 50 ribu dengan alasan untuk uang admin.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pencari kerja. Ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Pencari kerja. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengimbau warganya untuk berhati-hati dan waspada terhadap penipuan yang bermodus lowongan kerja di salah satu Puskesmas di Surabaya. Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara mengungkapkan, modus penipuan serupa baru saja terjadi di Puskesmas Kenjeran, Surabaya.

Febri menjelaskan, sudah ada beberapa orang yang datang ke Puskesmas Kenjeran menanyakan dan bahkan mengadukan tentang pembukaan lowongan kerja tersebut. Mereka datang ke Puskesmas karena sudah membaca pesan di WhatsApp yang memberikan informasi bahwa adanya lowongan kerja di Puskesmas Kenjeran.

“Jadi, ini ada beberapa orang yang sudah datang ke Puskesmas Kenjeran karena sudah membaca informasi tersebut dan ada yang sudah membayar Rp 50 ribu dengan alasan untuk uang admin. Kami pastikan itu informasi hoax atau tidak benar,” ujar Febri di Surabaya, Senin (24/8).

Menurut Febri, salah satu korban yang sudah membayar uang admin Rp 50 ribu itu diketahui telah transfer kepada salah satu oknum bernama Feri Ardiansyah. Padahal, selama ini jika ada perekrutan staf atau karyawan Puskesmas, tidak pernah melalui Puskesmas yang bersangkutan. Tapi langsung melalui Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

“Kami juga pastikan bahwa tidak ada nama Feri Ardiansyah di Puskesmas Kenjeran itu. Puskesmas juga tidak pernah melakukan rekrutmen sendiri,” kata dia.

Oleh karenanya, Febri kembali berpesan, apabila masyarakat mengetahui kejadian perbuatan melawan hukum tersebut, agar segera melaporkan ke pihak berwajib. Sebab, Pemkot Surabaya tidak bertanggung jawab atas segala bentuk kerugian yang timbul akibat penipuan tersebut.

“Hati-hati jika ada informasi lowongan kerja semacam itu. Masyarakat harus bisa menyaring mana yang informasi hoax atau tidak benar dan mana yang informasi benar. Apalagi kami tidak pernah meminta biaya sepeserpun apabila melakukan perekrutan staf,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement