Sabtu 22 Aug 2020 06:55 WIB

Undang Ulama Saat Misa, Pastor Ini Disebut Pengkhianat

Pastor itu jadi sasaran fitnah dan hinaan secara langsung dan virtual.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Ani Nursalikah
Undang Ulama Saat Misa, Pastor Ini Disebut Pengkhianat. Pastor Stephen Farragher di Irlandia mengatakan menerima banyak celaan dan pelecehan dari kaum fanatik yang menentang tindakannya karena mengizinkan dua ulama mengucapkan berkat dalam misa April lalu.
Foto: Irish Mirror
Undang Ulama Saat Misa, Pastor Ini Disebut Pengkhianat. Pastor Stephen Farragher di Irlandia mengatakan menerima banyak celaan dan pelecehan dari kaum fanatik yang menentang tindakannya karena mengizinkan dua ulama mengucapkan berkat dalam misa April lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BALLYHAUNIS -- Seorang pastor mengatakan menerima banyak celaan dan pelecehan dari kaum fanatik yang menentang tindakannya karena mengizinkan dua ulama mengucapkan berkat dalam misa April lalu. Pastor Stephen Farragher di Irlandia mengatakan telah menjadi sasaran fitnah dan hinaan secara langsung dan virtual.

Sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri mereka sebagai Síol na hÉireann, Partai Patriot Irlandia, menuduh Farragher 'membawa pemuja setan asing' ke dalam gereja dan menjadi 'bidah'.

Baca Juga

“Saya kewalahan dengan pesan yang saya terima dari ratusan orang di seluruh negeri beberapa hari terakhir ini. Maksud saya, apa yang saya alami secara online oleh orang banyak yang disebut Church Militant [dugaan kelompok sayap kanan AS] dan orang-orang berteriak ke arah saya di telepon," ujar Pastor Farragher yang dikutip di Irish Mirror, Jumat (21/8).  

Dia juga mengaku mendapat pesan yang menyebutnya sebagai 'pengkhianat' yang dikirim dengan tulisan merah besar. Pastor Farragher mengatakan kelompok yang terdiri dari sekitar 12 orang, yang bukan dari Ballyhaunis atau Co Mayo, juga membawa spanduk bertuliskan 'No Sharia in Ireland' ke halaman gereja.

Pada April lalu, Pastor sengaja menyiarkan misa di radio lokal Ballyhaunis, dimana dia menghubungi dua imam sebagai wujud solidaritas antar agama. Dia meminta para imam untuk mengucapkan berkat di akhir misa di Gereja St Patrick di Ballyhaunis, Co Mayo pada 3 April. Pastor Farragher mengatakan mereka membacakan panggilan Islam untuk berdoa dan berdoa semoga belas kasihan Tuhan akan membantu semua orang yang menderita Covid-19.

“Apa yang tidak mereka sadari adalah banyak dari orang-orang ini memiliki lebih banyak kesamaan dengan kita daripada yang mereka sadari. Oke, mungkin mereka menyembah Tuhan dengan nama yang berbeda tetapi dalam hal nilai dan hidup yang baik, kehidupan moral [ada banyak kesamaan]," ujar Pastor.

Ballyhaunis adalah salah satu tempat paling beragam di negara ini. Menurut Pastor Farragher, kerja nyata integrasi di Ballyhaunis terjadi dimana warganya memiliki budaya, kebangsaan, dan agama yang berbeda, tetapi juga organisasi sukarela dan klub olahraga yang terus berupaya keras untuk menjadi inklusif.

Pastor Farragher mengatakan multikulturalisme tumbuh subur ketika mendiang pengusaha Pakistan Sher Mohammed Rafique pertama kali membawa pekerja Muslim ke kota Co Mayo pada 1970-an.

Sumber: https://www.irishmirror.ie/news/irish-news/priest-targeted-letting-two-muslims-22553277

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement