Jumat 21 Aug 2020 22:37 WIB

Aktivitas Pariwisata di Garut Terancam Kembali Berhenti

Kasus Covid-19 di Kabupaten Garut terus mengalami peningkatan setiap harinya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Fuji Pratiwi
Tempat Wisata Alam (TWA) Situ Cangkuang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dinas Periwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Jawa Barat mengkhawatirkan terus bertambahnya kasus Covid-19 akan berdampak ke aktivitas wisata.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Tempat Wisata Alam (TWA) Situ Cangkuang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dinas Periwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Jawa Barat mengkhawatirkan terus bertambahnya kasus Covid-19 akan berdampak ke aktivitas wisata.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dinas Periwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Jawa Barat terus melakukan evaluasi terkait aktivitas pariwisata di daerah berjuluk Swiss van Java itu. Mengingat, kasus Covid-19 di Kabupaten Garut terus mengalami peningkatan setiap harinya. 

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Budi Gan Gan mengatakan, terus bertambahnya kasus Covid-19 dikhawatirkan akan berdampak ke aktivitas wisata. Saat ini, pihaknya masih terus melakukan evaluasi pemantauan, pengawasan, dan pengendalian, terkait protokol kesehatan. Supaya tidak timbul klaster baru penyebaran Covid-19 di tempat wisata.

Baca Juga

"Apabila kasus terus naik, Wabup (Wakil Bupati) minta dievaluasi untuk mengantisipasi. Apabila status Garut naik terus, kita akan hentikan kegiatan wisata," kata dia saat dihubungi Republika, Jumat (21/8).

Menurut dia, sejak awal pihaknya telah melakukan penegasan kepada para pelaku usaha, khsusunya usaha pariwisata. Pemerimtah Kabupaten (Pemkab) Garut mengambil kebijakan membuka kegiatan wisata agar perputaran ekonomi di tengah pandemi Covid-19 bisa kembali berjalan.

Karena itu, setiap pelaku usaha wisata harus taat menerapkan protokol kesehatan. Dengan begitu tak terjadi penyebaran Covid-19 di destinasi wisata di Kabupaten Garut. Artinya harus ada komitmen dan ketaaatan semua pihak, termasuk wisatawan, untuk penerapan protokol kesehatan. 

"Sementara ini kita minta pelaku usaha wisata berkomitmen. Apa artinya ekobomi meningkat kalau tak ada jamiman keselamatan? Midah-mudahan kasus Covid-19 di garut bisa melandai," kata dia.

Budi belum memberikan kepastian waktu terkait penghentian aktivitas wisata. Dinasnya baru akan melakukan rapat dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut pada Senin (24/8). 

Dalam rapat itu, seluruh aktivitas masyarakat, tak terkecuali aktivitas pariwisata, akan dievaluasi secara menyeluruh. "Nanti kita laporkan evaluasi ke bupati untuk kegiatan wisata. Mungkin kesimpulamnya setelah rapat," kata dia.

Budi mengatakan, dibukanya kembali aktivitas wisata di Kabupaten Garut sudah mulai berdampak kepada pemulihan ekonomi masyarakat. Sebab, dari wisatawan yang datang ke Garut timbul efek domino ke berbagai sektor lainnya. 

"Wisatawan yang datang kan pasti makan, menginap, dan lain-lain. Itu mendukung laju pertumbuhan ekonomi," kata dia.

Ia menambahkan, hingga saat ini juga belum ada laporan kasus Covid-19 dari aktivitas pariwisata. Sebab, pihaknya melibatkan Satpol PP untuk melakukan pengetatan bersama di setiap destinasi wisata terkait penerapan protokol kesehatan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement