Sabtu 22 Aug 2020 03:55 WIB

Mengakali Ketidaknyamanan Seputar Pemakaian Masker

Memakai masker dapat memicu timbulnya jerawat dan membuat kacamata berkabut.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Masker dapat mencegah orang terpapar Covid-19 (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Masker dapat mencegah orang terpapar Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengikuti pedoman kesehatan dan keamanan untuk mencegah penularan Covid-19 memang sangat penting. Hanya, sederet kebiasaan yang sekarang jadi keharusan itu bisa memicu sejumlah ketidaknyamanan.

Salah satunya adalah kemunculan "maskne", jerawat akibat terlalu sering memakai masker wajah. Samer Jaber, dermatolog dari Washington Square Dermatology di New York, Amerika Serikat, menjelaskan proses terjadinya.

Baca Juga

"Ketika mengenakan masker, tercipta lingkungan yang lembap dan pengap karena napas terperangkap. Bercampur dengan minyak kulit dan keringat, ini menyebabkan iritasi, ruam, dan jerawat," kata Jaber, dikutip dari laman Fox News, Jumat (21/8).

Masker yang bergesekan dengan kulit wajah dalam jangka waktu lama juga memperburuk kondisi wajah seseorang yang mengalami eksim, psoriasis, atau rosacea. Untuk mencegah itu, Jaber menyarankan cuci muka dua kali sehari.

Pilih pembersih apapun yang cocok dengan jenis kulit, kemudian aplikasikan pelembap pada area di mana masker biasa mengiritasi wajah. Jika kondisi kulit memburuk, Jaber menyarankan untuk tidak memakai riasan apapun.

Beberapa pengobatan yang dapat dicoba untuk kulit sensitif yang berjerawat yakni pemakaian benzoil peroksida, asam salisilat, atau asam glikolat. Krim hidrokortison juga mampu mengurangi peradangan pada area yang teriritasi.

"Sangat penting mengeringkan masker setelah setiap kali pemakaian dan mencucinya secara teratur supaya menghilangkan minyak dan keringat yang terperangkap pada permukaannya," ungkap Jaber.

Masalah umum lain yang kerap dihadapi selama pandemi adalah kulit tangan yang kering, iritasi, atau pecah-pecah. Ini bisa terjadi akibat terlalu sering mencuci tangan dengan sabun ditambah memakai cairan sanitasi.

Jaber menganjurkan beralih ke sabun tangan bebas pewangi, yang biasanya mengandung lebih sedikit bahan iritan. Rekomendasi lain, membawa pelembap tangan berbentuk krim atau salep, dengan tekstur yang lebih kental.

Salah satu contohnya adalah Vaseline yang cenderung cocok untuk berbagai jenis kulit. Jaber kurang menyarankan pemakaian losion sebagai pelembap karena lazimnya lebih encer dan sering mengandung alkohol.

Khusus untuk pengguna kacamata, ketidaknyamanan yang mungkin dialami adalah lensa yang berkabut. Kacamata berkabut karena udara lembap keluar dari masker dan bergerak ke atas, bersentuhan dengan lensa.

Studi tahun 2011 dari Annals of the Royal College of Surgeons of England menyarankan untuk mencuci kacamata dengan air sabun sebelum memakai masker. Biarkan kacamata mengering sebelum memasangnya.

Menempatkan tisu di bawah bagian atas masker wajah juga dapat membantu menghalangi udara hangat yang mengarah ke lensa. Cara lain, mengenakan masker berkawat atau yang membentuk batang hidung untuk mencegah kabut pada kacamata.

Pada kasus lain, masker wajah bisa mudah bergeser karena terlalu longgar. Cara sederhana mengatasinya adalah dengan mengikat simpul pada cantelan telinga masker atau mengencangkan ikatan tali di belakang kepala.

Pemakaian masker wajah sangat direkomendasikan bagi semua individu yang berusia di atas dua tahun. Khusus untuk anak-anak, profesor pediatri dan kesehatan masyarakat Sara Johnson merekomendasikan masker berbahan kain.

"Penutup wajah dari kain adalah pilihan terbaik bagi kebanyakan anak. Tentunya, setiap anak yang sudah boleh memakai masker," kata akademisi dari Sekolah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement