Rabu 19 Aug 2020 23:48 WIB

Masjid Hadiah dari Pangeran Abu Dhabi Perkuat Toleransi

Desain masjid yang akan dibangun tersebut akan meniru desain Grand Mosque di UEA.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Muhammad Fakhruddin
Menteri Agama Fachrul Razi (ketiga kanan) berbincang dengan pejabat Kementerian Agama Jawa Tengah saat meninjau lokasi pembangunan Masjid hadiah dari Pangeran Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahlan kepada Presiden Joko Widodo di Solo, Jawa Tengah, Rabu (19/8/2020). Masjid dan Islamic Center yang dibangun diatas tanah seluah 2,8 hektare tersebut didesain menyerupai Grand Mosque di Abu Dhabi Uni Emirat Arab (UEA) dan akan mulai dibangun pada akhir tahun 2020.
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Menteri Agama Fachrul Razi (ketiga kanan) berbincang dengan pejabat Kementerian Agama Jawa Tengah saat meninjau lokasi pembangunan Masjid hadiah dari Pangeran Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahlan kepada Presiden Joko Widodo di Solo, Jawa Tengah, Rabu (19/8/2020). Masjid dan Islamic Center yang dibangun diatas tanah seluah 2,8 hektare tersebut didesain menyerupai Grand Mosque di Abu Dhabi Uni Emirat Arab (UEA) dan akan mulai dibangun pada akhir tahun 2020.

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi, menyatakan, masjid hadiah dari Pangeran Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan bisa memperkuat toleransi masyarakat Indonesia. Masjid tersebut bakal dibangun di kawasan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.

Lahan seluas 3 hektare di kawasan tersebut akan dibangun masjid dan Islamic Center. Desain masjid yang akan dibangun tersebut akan meniru desain Grand Mosque di Uni Emirat Arab.

Menag mengaku sudah pernah mengunjungi Grand Mosque Abu Dhabi. Menurutnya, masjid tersebut luar biasa, sangat luas, indah dan terbuka untuk umum. Orang beragama apa saja boleh masuk ke masjid tersebut. Sedangkan bagi pengunjung yang berpakaian kurang sopan, pengurus masjid menyediakan pakaian jubah di bagian depan masjid. Kemudian, ketika masuk ke dalam masjid akan langsung disambut dengan para pemandu wisata yang kebanyakan perempuan. Mereka fasih berbahasa asing, terutama Bahasa Inggris. Pemandu wisata akan bercerita tentang masjid tersebut dan mengenai kebesaran Islam.

"Uni emirat sama dengan kita, Islamnya luar biasa, tetapi toleransi juga luar biasa. Masjid hadiah pangeran Abu Dhabi ini akan memperkuat toleransi yang berkembang sangat baik di Indonesia dan sangat terpelihara," terang Menag kepada wartawan seusai menerima sertifikat tanah dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk pembangunan masjid tersebut di Solo, Rabu (19/8).

 

Menag menambahkan, Indonesia banyak bekerja sama dengan Uni Emirat Arab. Termasuk nantinya pembangunan masjid, pertukaran imam masjid serta bidang pendidikan di pesantren dan madrasah. Negara tersebut membutuhkan banyak imam masjid karena masjidnya sangat banyak.

"Dana pembagunan masjid semua ditangani Uni Emirat Arab. Ini dalam kaitan untuk memperkuat toleransi kita. Kita toleransi yang sangat bagus, di Uni Emirat Arab juga sangat bagus. Karena itu mereka ingin bekerja sama dengan kita, mereka ingin bangunkan masjid itu, mudah-mudahan semua berjalan baik," imbuh Menag.

Selain masjid, juga akan dibangun semacam Islamic Center. Menag menyebut, Islamic Center tersebut harus betul-betul berbicara tentang Islam yang rahmatan lil alamin atau menjadi rahmat bagi alam semesta.

"Akan segera dimulai karena sertifikat sudah ada. Selama ini mereka menunggu-nunggu, mereka tidak mau membangun di tempat yang sertifikatnya belum ada. Target mereka membangun du tahun. Akhir Agustus ini sudah mulai akan dibangun," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement