REPUBLIKA.CO.ID, LISBON -- Penyerang Paris Saint-Germain (PSG), Kylian Mbappe, merasakan getaran yang sama ketika timnya lolos ke final Liga Champions, seperti saat dirinya membawa timnas Prancis menjuarai Piala Dunia 2018. PSG lolos ke final kompetisi antarklub terelite di Benua Biru setelah mengalahkan RB Leipzig 3-0 di semifinal, Rabu (19/8) dini hari WIB.
"Saya merasakan getaran yang sama karena kami berhasil membuat grup di mana semua orang tahu pentingnya mereka dan semua orang melakukan tugasnya," kata Mbappe usai laga, dilansir dari Reuters.
Mbappe menerangkan, PSG memilki cara tersendiri untuk memenangkan gelar. Pengorbanan yang dilakukan oleh seluruh rekannya memudahkan tim ini mencapai level tinggi. Hasilnya PSG lolos ke partai puncak.
Mbappe tampil tak begitu bagus melawan Leipzig. Hal tersebut terjadi karena pemain 21 tahun tersebut baru saja sembuh dari cedera pergelangan kaki. Ia juga masih kurang berlatih untuk menghadapi partai besar. Ia sudah dimainkan saat PSG menang 2-1 atas Atalanta di perempat final dari bangku cadangan.
Pelatih PSG, Thomas Tuchel, menurunkan Mbappe sejak menit awal melawan Leipzig. Meski demikian, pergerakannya bersama Neymar tetap merepotkan pertahanan Leipzig.
"Ketika saya cedera saat melawan St Etienne (di final Piala Prancis pada 24 Juli), saya pikir Liga Champions sudah berakhir bagi saya. Tapi pagi hari setelah saya berkata pada diri saya sendiri, saya perlu menjadi bagian dari perjalanan ini, meskipun saya tidak bermain, setidaknya untuk membawa suasana hati saya yang baik ke tim,” jelas Mbappe.
PSG akan menghadapi pemenang pertandingan antara Olympique Lyonnais melawan Bayern Muenechen yang akan bertanding, Kamis (20/8) dini hari WIB. Ketika ditanya tim mana yang lebih disukai untuk dihadapi di final nanti, Mbappe langsung menyebut Lyon. “Saya lebih suka bermain melawan Lyon karena mereka adalah tim Prancis, tetapi jika itu Bayern, biarlah.”
Ikuti Whatsapp Channel Republika
