Selasa 18 Aug 2020 15:20 WIB

Impor Jatim Turun 10 Persen pada Juli 2020

Penurunan nilai impor disebabkan penurunan kinerja impor nonmigas.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fuji Pratiwi
Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) (ilustrasi). Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat, impor Jawa Timur pada Juli 2020 mengalami penurunan sebesar 10 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Foto: Antara
Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) (ilustrasi). Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat, impor Jawa Timur pada Juli 2020 mengalami penurunan sebesar 10 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat, impor Jawa Timur pada Juli 2020 mengalami penurunan sebesar 10 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 1,53 miliar dolar AS menjadi 1,38 miliar dolar AS. 

Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan mengatakan, penurunan nilai impor disebabkan penurunan kinerja impor nonmigas yang lebih besar dibandingkan peningkatan kinerja impor migas.

Baca Juga

Dadang menyatakan, impor migas Jatim pada Juli 2020 mengalami peningkatan sebesar 25,14 persen. Yaitu dari 134,06 juta dolar AS menjadi167,76 juta dolar AS. Meski demikian, impor migas hanya menyumbang 12,19 persen dari total impor Jatim pada Juli 2020. Jika dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, nilai impor migas Jatim justru mengalami penurunan sebesar 52,59 persen.

Dadang menambahkan, untuk nilai impor nonmigas Jatim pada Juli 2020 justru mengalami penurunan sebesar 13,38 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 1,40 miliar dolar AS menjadi 1,21 miliar dolar AS. Padahal impor nonmigas ini menyumbang 87,81 persen pada total impor Juli 2020.

"Nilai impor nonmigas juga mengalami penurunan sebesar 26,28 persen jika dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya," ujar Dadang saat menggelar konferensi pers secara daring, Selasa (18/8).

Dadang mengungkapkan, pada Juli 2020, golongan barang Mesin-mesin/ Pesawat mekanik (HS 84) merupakan komoditas utama impor Jawa Timur, dengan nilai transaksi sebesar 140,78 juta dolar AS. Meskipun masih terjadi penurunan sebesar 17,26 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 170,16 juta dolar AS. Kelompok barang ini mempunyai peranan 11,65 persen dari total impor nonmigas Jawa Timur, dan utamanya diimpor dari China.

Dadang melanjutkan, berdasarkan catatan tersebut, neraca perdagangan Jawa Timur pada Juli 2020 mengalami surplus sebesar 195,40 juta dolar AS. Namun secara kumulatif, selama Januari-Juli 2020, neraca perdagangan Jawa Timur masih mengalami defisit 191,10 juta dolar AS.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement