Selasa 18 Aug 2020 14:47 WIB

Gempa Filipina Hancurkan Pusat Karantina Covid-19

Gempa merusak jalan dan bangunan termasuk pusat karantina Covid-19 di Filipina

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Gempa bumi (ilustrasi)
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Gempa berkekuatan 6,6 skala Richter melanda Filipina pada Selasa (18/8). Bencana alam itu merusak jalan dan bangunan, termasuk rumah sakit dan kompleks olahraga yang digunakan sebagai pusat karantina virus corona.

Gempa bumi tersebut menjadi yang terkuat dalam delapan bulan terakhir di Filipina. "Barang-barang saya di rumah jatuh dan tembok tetangga saya retak dan beberapa roboh,” kata Rodrigo Gonhuran dari pusat kota Cataingan yang berpenduduk lebih dari 50.000 orang dan berada di dekat pusat gempa.

Baca Juga

Pusat Seismologi Mediterania Eropa, gempa terjadi di laut pada kedalaman 30 km (18,64 mil). Sedangkan, Badan seismologi Filipina mengatakan, tidak ada risiko tsunami tetapi memperingatkan adanya gempa susulan karena negara ini berada d "Cincin Api" yang merupakan sabuk gunung berapi aktif secara seismik yang mengelilingi Samudra Pasifik.

Administrator provinsi, Rino Revalo, menyatakan, pasien dipindahkan dari rumah sakit ke tenda karena retakan di gedung. Selain itu, kondisi  berbahaya pada gedung olahraga yang menampung orang yang kembali ke rumah mereka di provinsi dari ibu kota untuk melakukan  karantina. Dia akan melakukan pemantauan terhadap kondisi bangunan yang menjadi pusat karantina.

Seorang pria pensiunan kolonel polisi menjadi korban jiwa akibat bencana tersebut. Revalo melaporkan, pensiunan itu meninggal dunia di rumahnya berlantai tiga runtuh, sementara empat orang menderita luka ringan.

Negara yang memiliki populasi 107 juta jiwa itu memiliki kasus virus corona terbanyak di Asia Tenggara. Laporan terbaru menyatakan, lebih dari 164.000 infeksi telah terkonfirmasi dan 2.681 kematian.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement