Selasa 18 Aug 2020 13:19 WIB

Bahaya Air yang Terkontaminasi Fluorida

Fluorida termasuk pengganggu hormon yang memicu disfungsi tiroid.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengungkap bahwa 70 persen air di AS telah terkontaminasi fluorida (Foto: ilustrasi minum air putih)
Foto: Pixabay
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengungkap bahwa 70 persen air di AS telah terkontaminasi fluorida (Foto: ilustrasi minum air putih)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengungkap bahwa 70 persen air di AS telah terkontaminasi fluorida, senyawa kimia yang digunakan sebagai salah satu bahan untuk membuat pasta gigi. Menurut CDC, hampir 200 juta orang AS terpapar mineral tingkat tinggi yang bisa membahayakan tiroid.

Dokter pakar tiroid Richard Shames sekaligus penulis buku “Thyroid Mind Power” menerangkan bahwa senyawa fluorida termasuk pengganggu hormon yang secara negatif memicu disfungsi tiroid. Ketika ini terjadi, gejala pertama yang umumnya timbul adalah kelelahan.

Baca Juga

"Tetapi timbulnya gejala setiap orang berbeda, tergantung pada seberapa cepat otak bekerja hingga seberapa baik kerja otot bergantung pada fungsi tiroid,” kata Dr Shames seperti dikutip dari lama First Women, Selasa (18/8).

Jacob Teitelbaum, penulis “From Fatigued to Fantastic” mengatakan, kelebihan fluorida berkontribusi pada tingginya kasus kelelahan pada wanita di AS. Menurut penelitian dalam Journal of Epidemiology & Community Health, kasus hipotiroidisme (kurangnya hormon tiroid) juga lebih banyak ditemukan di daerah dengan kandungan fluorida tinggi.

“Fluorida menyedot energi dengan bersaing dengan yodium. Yodium adalah kunci yang mengaktifkan 'mesin energi' tiroid, tetapi ketika asupan fluorida tinggi, sel-sel tiroid mengambil fluorida sebagai gantinya. Saat fluorida menumpuk di dalam tubuh, itu menghabiskan simpanan yodium, menyebabkan tiroid menjadi lamban,” kata Dr Teitelbaum.

Selain kelelahan, kelebihan fluorida juga berkontribusi pada beberapa hal seperti, suasana hati muram, sembelit, kegemukan, nyeri otot dan sendi, rambut rontok atau menipis, sensitivitas terhadap dingin, ketidakjelasan mental atau masalah ingatan dan kulit kering atau kuku rapuh.

Untuk mengurangi kandungan fluorida dalam air, bisa diatasi dengan melakukan filterisasi menggunakan alat filter osmosis. Selain itu, CDC mengimbau agar masyarakat mulai selektif dalam memilih produk dan makanan atau minuman.

Pastikan pasta gigi, sikat gigi, air kemasan dan lainnya tidak terlalu tercemar fluorida. Menurut CDC, batas maksimal fluorida per hari hanya 2 miligram karena fluorida masih diperlukan untuk mencegah kerusakan gigi.

Untuk menekan senyawa fluorida berlebih dalam tubuh, CDC pun menyarankan untuk meningkatkan konsumsi yodium. Tambahkan makanan dengan garam beryodium, dan konsumsi hingga empat porsi per minggu. Udang, ikan cod, rumput laut, telur dan kentang juga kaya yodium sehingga bisa dikonsumsi.

Jika Anda penyuka teh, mungkin sekarang saatnya untuk beralih ke teh herbal. CDC mengungkap bahwa tanaman teh yang diambil dari tanah mengandung fluoride dapat menghasilkan 113 persen lebih banyak fluorida. Sebagai pengganti, cobalah telah herbal, seperti cobalah teh peppermint. Penelitian mengungkapkan bahwa rasa dan aromanya meningkatkan kekuatan otak dan kewaspadaan sekaligus mengurangi kelelahan.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement