Selasa 18 Aug 2020 12:44 WIB

Indonesia Catatkan Surplus Perdagangan Periode Januari-Juli

Surplus Januari-Juli 2020 lebih baik dibandingkan periode sama tahun lalu.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Ekspor (ilustrasi). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja neraca perdagangan selama tujuh bulan terakhir mengalami surplus sebesar 8,75 miliar dolar AS. Surplus tersebut terbesar dalam lima tahun terakhir.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Ekspor (ilustrasi). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja neraca perdagangan selama tujuh bulan terakhir mengalami surplus sebesar 8,75 miliar dolar AS. Surplus tersebut terbesar dalam lima tahun terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja neraca perdagangan selama tujuh bulan terakhir mengalami surplus sebesar 8,75 miliar dolar AS. Surplus tersebut terbesar dalam lima tahun terakhir.

"Surplus perdagangan bulan Januari-Juli 2020 jauh lebih bagus karena tahun lalu kita mengalami defisit 2,15 miliar dolar AS. Meskipun, situasinya belum normal dan banyak yang perlu dibenahi," kata Kepala BPS, Suhariyanto dalam konferensi pers, Selasa (18/8).  

Baca Juga

Suhariyanto mengatakan, laju nilai ekspor pada Januari-Juli 2020 mencapai 90,11 miliar dolar AS sedangkan impor hanya 81,37 miliar dolar AS sehingga diperoleh surplus 8,75 miliar dolar AS.

Pada sektor perdagangan migas, masih mengalami defisit sebesar 3,8 miliar dolar AS. Sebab, ekspor migas hanya mampu mencapai 4,6 miliar dolar AS sementara impor migas tembus hingga 8,48 miliar dolar AS.

Namun, defisit pada sektor migas terselamatkan oleh surplus yang dialami pada perdagangan nonmigas. BPS mencatat, perdagangan di sektor nonmigas mencapai surpls 12,57 miliar dolar AS. Itu karena ekspor mampu mencapai 85,44 miliar dolar AS sedangkan impor ditekan pada nilai 81,37 miliar dolar AS.

Suhariyanto mengatakan, meski mampu mengalami surplus, nilai ekspor dan impor baik pada sektor migas maupun non migas lebih rendah dari tahun lalu. Hal itu diketahui merupakan dampak dari wabah Covid-19 yang melemahkan perdagangan dunia.

"Meskipun ini belum normal, tapi kita harapkan pergerakan bulanan ke depan dapat lebih bagus," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement