Selasa 18 Aug 2020 09:01 WIB

Mahasiswa IPB Perkenalkan Manfaat Teh Herbal Daun Kelor 

Teh daun kelor diusulkan jadi produk unggulan Desa Tabolang, Mamuju Tengah.

Mahasiswa KKN IPB di Desa Tabolang, Mamuju Tengah, mengajak warga yang tergabung dalam kelompok PKK untuk mengembangkan teh herbal terbuat dari daun kelor.
Foto: Dok IPB University
Mahasiswa KKN IPB di Desa Tabolang, Mamuju Tengah, mengajak warga yang tergabung dalam kelompok PKK untuk mengembangkan teh herbal terbuat dari daun kelor.

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Tak dipungkiri lagi tanaman kelor (Moringa oleifera) memang memiliki segudang manfaat bagi kesehatan karena memiliki kandungan vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi yang sangat tinggi.

Di desa Tabolang, Kecamatan Topyo, Kabupaten Mamuju Tengah,  tanaman kelor banyak ditanam sebagai tanaman pagar di kebun warga atau sebagai tanaman peneduh di pekarangan rumah.  Sedangkan pemanfaatan tanaman kelor biasanya dikonsumsi sebagai sayur pelengkap lauk pauk. Namun, tak banyak yang tau bahwa tanaman kelor  juga bisa diolah menjadi suatu produk yang memiliki nilai ekonomi. 

photo
Teh herbal terbuat dari daun kelor. (Foto: Dok IPB University)

Besse Dini Indriani yang merupakan satu-satunya mahasiswi IPB University yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T)  domisili di Desa Tabolang mengajak kelompok PKK Desa Tabolang mengembangkan produk olahan daun kelor yang memiliki khasiat bagi kesehatan. Kegiatan tersebut diwadahi dalam sebuah pelatihan yang dihadiri oleh pengurus dan anggota PKK Desa Tabolang.

“Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan tanaman kelor menjadi produk olahan yang memiliki khasiat bagi kesehatan dan memiliki nilai ekonomi yang dapat dikembangkan sehingga mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat,” kata Besse Dini Indriani dalam rilis yang diterima Republika.co.id.  

Dalam pelatihan yang digelar pada hari Sabtu, 15 Agustus 2020, ia  mengajak kelompok PKK untuk membuat teh herbal daun kelor. Proses pembuatan cukup mudah yakni dengan mengeringkan daun kelor selama kurang lebih 7 hari. Teknik pengeringan tidak dilakukan dibawah matahari langsung untuk menjaga kandungan nutrisi dari daun kelor tetap terjaga. Daun kelor kering kemudian digiling menjadi potongan yang lebih halus dan dikemas dalam bentuk teh celup agar mudah diseduh.

Menurutnya, soal rasa tak kalah nikmat dari teh biasanya. Justru teh kelor ini merupakan teh yang tak biasa karena memiliki rasa dan aroma yang khas. 

“Soal manfaat tak diragukan lagi, teh herbal kelor cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes, penyakit jantung, rematik, batu ginjal, kanker, menyehatkan mata serta cocok untuk program diet atau yang mengalami masalah obesitas,” paparnya.

Besse Munateng selaku PPL Desa Tabolang yang mencicipi teh herbal kelor menilai bahwa teh kelor ini memiliki cita rasa dan aroma yang khas daun kelor. “ Menurut saya, produk-produk seperti ini seharusnya bisa dikembangkan dan diperkenalkan kepada masyarakat luas. Apalagi produk teh kelor ini dikemas dalam bentuk  teh celup yang cukup praktis sehingga dengan diseduh air panas dan ditambah gula atau madu kita sudah bisa menikmati secangkir teh kelor yang super bermanfaat ini,” ujarnya.

Nur Alam selaku sekertaris Desa Tabolang berharap produk olahan kelor ini bisa terus dikembangkan dan menjadi produk unggulan Desa Tabolang.

Hal serupa juga disampaikan oleh Muh Anwar SIP, MAP selaku kepala Dinas Pertanian kabupaten Mamuju Tengah, “Pemerintah sangat mendukung program-program KKN yang dibawakan oleh mahasiswa IPB di Mamuju Tengah dan kami juga berharap teh herbal kelor ini dapat dikembangkan dan berkelanjutan terutama untuk masyarakat di Desa Tabolang.“ kata Anwar. Selain itu, I juga mengapresiasi kegigihan mahasiswa melaksanakan KKN meskipun hanya seorang diri. 

photo
Mahasiswa KKN-Tematik dari IPB memperkenalkan teh herbal kelor kepada aparat pemerintahan di Desa Tabolang, Kabupaten Mamuju Tengah.  (Foto: Dok IPB University)

Sementara itu Kepala Program/Perencanaan dan Evaluasi/Pelaporan Dinas Pertanian, I wayan Purnayase  menuturkan bahwa produk teh herbal kelor ini sangat potensial untuk dikembangkan dalam skala yang lebih besar namun harus didukung dengan ketersediaan bahan baku produksi.

“Oleh karena itu kita juga perlu menggaet petani-petani kelor, karena mengingat saat ini tanaman kelor belum menjadi tanaman budidaya yang artinya masih ditanam untuk konsumsi rumah tangga saja,” ujarnya.

Ia juga memberikan dukungan penuh untuk mengembangkan produk teh kelor. “ Produk teh kelor ini merupakan yang pertama di Mamuju Tengah.Apalagi khasiat dari tanaman kelor sangat banyak dan saya rasa mudah untuk diterima oleh masyarakat.  Saya berharap produk ini nantinya bisa kita ikutsertakan dalam pameran tahunan yang biasanya digelar di tingkat provinsi sebagai produk dari Mamuju Tengah,” paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement