Senin 17 Aug 2020 16:03 WIB

Red: Sadly Rachman

Memerdekakan Rasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka 75 sesungguhnya menjadi nomor cantik bagi hari peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Namun sayang, di hari ulang tahun kemerdekaan bernomor cantik ini, Republik tercinta tidak bisa merayakan seperti peringatan serupa di tahun-tahun sebelumnya.

Peringatan kali ini terasa khusus dan beda. Wabah Covid-19 menjadikan peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI digelar virtual. Hanya sedikit orang yang diundang ke Istana untuk menghadiri langsung acara tersebut. Namun, peringatan kali ini pasti akan sangat berkesan karena berjalan dalam situasi yang khusus. Yakni situasi keprihatinan, akibat deraan pandemi.

Banyak tekanan yang harus dihadapi bangsa ini akibat Covid-19. Wabah ini seperti menjadi penjajah baru yang merenggut kemerdekaan hidup. Pergerakan manusia dibatasi, yang kemudian membawa dampak berat bagi banyak aspek kehidupan.

Melambatnya roda perekonomian telah melahirkan banyak pengangguran baru, dan tentu menambah angka kemiskinan. Ancaman resesi menjadi bahan perbincangan yang merisaukan. Tidak mudah menumbuhkan optimisme dalam gempuran wacana resesi yang mulai merebak.

Menyesuaikan diri dengan keadaan baru juga menjadi sumber tekanan tersendiri. Pendidikan yang selama ini berjalan tatap muka, tiba-tiba harus berubah dengan belajar online. Pada umumnya tidak siap dengan model belajar seperti ini. Hal ini pun menyita banyak pikiran kita semua.

Kedisiplinan bersama menjadi kunci untuk sukses mengatasi problem pandemi. Jaga jarak, selalu pakai masker, cuci tangan, harus terus digiatkan. Sekali kita lengah, dampaknya akan sangat merugikan.

Selain displin, sikap mental juga menjadi hal penting untuk bisa tetap tenang dan optimis dalam menghadapi situasi yang berat ini. Rasa tenang dan optimis ini menjadi modal penting untuk dimiliki semua warga bangsa agar bisa kuat dan bangkit melawan pandemi. Kemerdekaan dari rasa tertekan oleh adanya pandemi seperti ini sangat diperlukan.

Maju terus Republik tercinta. Dirgahayu Indonesia.

 - Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaidi -

 

 

Aerial | Fakhtar Khairon Lubis, Wisnu Aji Prasetiyo

Video Editor | Sadly Rachman